Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hambatan Terhadap Sebuah Prospek Pergeseran Kekuasaan

19 April 2017   20:58 Diperbarui: 20 April 2017   15:01 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apabila kita berbicara mengenai fluktuasi kehidupan, maka makna yang terkandung dalam frasa tersebut sejatinya tidak hanya merujuk kepada kehidupan individu secara individual, namun juga dapat diartikan sebagai fluktuasi kehidupan kelompok secara kolektif. Berangkat dari pernyataan diatas, kita dapat melihat contoh nyata atas suatu fluktuasi yang telah diprediksikan dan dianalisis menggunakan berbagai indikator sedang berada di titik maksimum-nya dan akan segera mengalami penurunan, yaitu kekuasaan negara-negara barat di dalam hampir segala bidang, termasuk ekonomi.

Negara-negara “barat” telah bercokol di atas tampuk kepemimpinan perekonomian dunia selama berabad-abad lamanya apabila dilihat dari berbagai aspek. Salah satu contohnya adalah bahwa pada data World Bank bulan februari 2017, Amerika Serikat kokoh menyumbang 24,3% dari total PDB dunia. 

Namun, karena adanya hukum diminishing return yang berlaku secara umum dikalangan ekonom, cepat atau lambat suatu pergeseran kekuasaan diprediksi akan terjadi. Negara-negara yang diprediksikan untuk menggantikan mereka apabila dilihat dari angka-angka di dalam tabel-tabel dan grafik-grafik yang relevan dan juga kinerja pihak-pihak terkait secara riil, adalah negara-negara Asia.

Dari abstraksi diatas, terbentuklah suatu terminologi yang bernama The Asian Century, suatu kondisi dimana negara-negara Asia menggeser negara-negara Barat sebagai pemimpin di berbagai bidang, termasuk ekonomi. Terminologi tersebut telah hangat diperbincangkan dikalangan para pemerhati ekonomi selama beberapa tahun belakangan ini.

 Beberapa diantara pemicunya adalah pertumbuhan GDP riil negara-negara di Asia yang cenderung pesat berada di kisaran 6-7% (beberapa diantara mereka seperti Cina dan Mongolia bahkan pernah mencapai dua digit), dan juga tingginya promised return dari investasi di negara-negara Asia yang juga didukung oleh sikap yang sangat welcome terhadap invetasi asing oleh beberapa negara Asia tersebut seperti India dan Singapura.

Asian Development Bank (ADB) bahkan memproyeksikan bahwa pada tahun 2050, 51% PDB dunia akan berasal dari negara-negara Asia. Selain itu, standar hidup warga negara-negara Asia di masa tersebut akan menyamai standar hidup warga negara-negara Eropa saat ini.

Namun, realita yang ada menunjukan bahwa terealisasikannya Asian Century memiliki beberapa hambatan. Hal-hal yang berkaitan dengan kondisi makroekonomi dan politik global yang akan dijelaskan oleh penulis dibawah adalah beberapa dari hambatan dari terealisasinya The Asian Century, yaitu;

Berkurangnya Peluang Pemanfaatan Globalisasi dari Sudut Pandang Ekonomi

Pemanfaatan globalisasi bagi perusahaan-perusahaan besar dari negara-negara Barat dalam mencari tempat termurah untuk melakukan produksi (global sourcing) hampir mencapai titik maksimumnya. Saat ini, hampir seluruh negara yang mumpuni di kawasan Asia telah dimanfaatkan untuk melakukan hal tersebut, sehingga lahan untuk melakukan produksi di kawasan tersebut yang dihitung sebagai invetasi asing telah menyempit. 

Selain itu, pembangunan infrastruktur di sebagian kawasan Asia yang semakin hari semakin komplit membuat lahan untuk melakukan invetasi menjadi semakin sempit. Dua hal tersebut berdampak langsung terhadap terhambatnya alur invetasi swasta baik asing maupun domestik yang berpengaruh terhadap pertumbuhan PDB negara-negara di kawasan Asia tersebut.

Melemahnya sektor invetasi di kawasan Asia, (dan beberapa faktor lainnya) telah mendukung perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina yang berdampak sangat besar secara negatif terhadap negara-negara di dunia, beberapa diantaranya merupakan negara di kawasan Asia, yang memiliki ketergantungan ekspor terhadap negara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun