Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gejolak Imigran Dunia: Pelajaran untuk Indonesia

8 Mei 2020   16:36 Diperbarui: 8 Mei 2020   16:42 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah dunia sedang munafik? Menutup mata terhadap masa lalu seakan ia hanyalah dongeng belaka. Atau dunia sedang egois? Menganggap bumi dan isinya adalah perebutan antar bangsa. Benarkah batas teritorial menjadi batas pandang mata empati kita? Rasanya, belakangan ini banyak pihak yang memanfaatkan etnosentrisme sebagai jaring untuk meraup kekayaan di negeri sendiri dengan nyaman tanpa tekanan dari bangsa asing untuk berkembang.

Isu mengenai imigran bukanlah hal yang asing diperdebatkan akhir-akhir ini. Berbagai bentuk kerusuhan ras dan penolakan terhadap pendatang seperti konflik Rohingya, konflik Palestina, penolakan imigran Libya di Eropa, hingga kemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat pada 2016 menjadi bukti tingginya sentimen masyarakat terhadap imigran. Padahal, kisah mengenai ekspedisi, penjelajahan, dan pendatang terlihat memenuhi rangkaian sejarah dunia.

Sejarah peradaban benua Amerika, besarnya perkembangan industri di Inggris, dan persebaran agama di dunia menjadi bukti bahwa mobilitas manusia menjadi faktor utama berkembangnya peradaban dunia. Tingginya isu mengenai imigran sangat tidak relevan apabila kita melihat kembali pada besarnya kontribusi imigran pada sejarah peradaban umat manusia. Lalu bagaimana ringkasan beberapa gambaran dinamika imigran di dunia? Serta bagaimana Indonesia menyikapinya?

Catatan Kisah Imigran

Negara adidaya Amerika Serikat dikenal sebagai "Nation of Immigrant", julukan yang datang bukan tanpa alasan. Dikenalnya benua Amerika juga merupakan andil dari penjelajah Spanyol, Italia, dan Inggris. The Gutierrez Map 1562 menjadi salah satu bukti penemuan benua Amerika. Peristiwa seperti The Boston Tea Party juga menjadi gambaran atas besarnya pengaruh pendatang terhadap perkembangan Amerika saat itu.

Pada akhir 1800-an, dengan alasan kontra terhadap pemerintah dan mencari harapan kehidupan baru, penduduk di berbagai belahan dunia memutuskan untuk meninggalkan negara mereka dan bermigrasi ke Amerika Serikat. Antara tahun 1870-1900, 12 juta imigran datang melalui pelabuhan-pelabuhan besar di Amerika. 

Menanggapi datangnya imigran, berbagai sektor industri dan pertanian menawarkan lapangan pekerjaan di beberapa negara bagian terkhusus yang minim penduduk. Berdasarkan American Community Surveys pada tahun 2018, hampir 14 persen penduduk Amerika adalah imigran, dan jika anak keturunan mereka termasuk, satu dari empat orang Amerika Serikat termasuk golongan pendatang.

Source: brookings.edu
Source: brookings.edu
Library of Congress menyatakan bahwa dampak kedatangan imigran cukup terasa dua dekade setelahnya. Awal abad ke-20 menjadi era ekspansi bisnis dan reformasi progresif di Amerika Serikat. 

Pengembangan regulasi bisnis dan lingkungan kerja, pemberantasan korupsi, pemberdayaan lingkungan kumuh menjadi perhatian utama pemerintah. Pertumbuhan ekonomi yang sangat besar berlanjut hingga tahun 1920-an hingga disebut sebagai "The Roaring Twenties" dan "The New Era". 

Kini, dua abad telah berlalu sejak para imigran pertama kali menapakkan kaki mereka di benua Amerika. Namun, alih-alih bersikap semakin terbuka terhadap pendatang baru, sentimen negatif terhadap mereka justru sedang melanda Amerika Serikat. 

Pada kampanye Donald Trump, ia melontarkan seruan untuk mendeportasi 12 juta imigran dan pembangunan tembok pembatas yang berkontribusi kuat pada kesuksesannya dalam pemilihan presiden. Penolakan ratusan ribu imigran dari Amerika Selatan terus terjadi, seiring dikabulkannya peraturan ketat baru mengenai imigran oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun