Mohon tunggu...
Kanis WK
Kanis WK Mohon Tunggu... -

Pelayan Umat di Mindiptana, dan guru keliling di Merauke.\r\nPeduli pada masalah sosial dan kesejahteraan orang kecil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

OPM Terus Beraksi, Ini Kedoknya

20 Januari 2014   14:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13902015071947189969

[caption id="attachment_291016" align="aligncenter" width="527" caption="salah satu markas tentara OPM di wilayah Papua. (Foto: bintangpapua.com)"][/caption]

Pasca kunjungan delegasi Melanesian Spearhead Group (MSG) pekan lalu untuk melihat dari dekat perkembangan pembangunan dan kondisi HAM di wilayah Papua, kelompok sipil bersenjata kembali beraksi. Mereka menyerang sebuah pos TNI milik Kodim 1714/PJ Kota Lama Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Dua anggota TNI yang sedang berjaga di pos tersebut dikhabarkan luka-luka tekena tembakan yang dilancarkan kelompok penyerang.

Insiden penyerangan itu terjadi Sabtu petang, 18 Januari 2014 sekitar jam 7 malam. Pos TNI yang menjai sasaran penembakan saat itu sedang dijaga petugas piket Serda Laowe dan Praka Adi. Keduanya tertembak namun nyawanya tertolong, karena tembakan-tembakan itu hanya melukai bagian lengan dan bahu kedua personel TNI itu. Namun demikian Serda Laowe dan Praka Adi sempat tak sadarkan diri, dan dilarikan ke RSUD Mulia (ibukota Kab. Puncak Jaya).

Ini adalah penyerangan ke sekian kali dalam dua bulan terakhir. Di penghujung 2013 lalu, kelompok sipil bersenjata yang oleh polisi setempat diindetifikasi sebagai kelompok tentara OPM setidaknya melakukan 5 aksi penembakan di areal PT Freeport, tepatnya antara Mile 40-45 Timika. Polisi pun turun merazia lokasi itu, mereka pun diserang. Terjadilah kontak tembak di lokasi yang dikenal dengan nama Tanggul Timur atau Kali Kopi itu pada 9 Januari 2014. Dua orang dari kelompok penyerang tewas. Mereka diketahui dari kelompok tentara OPM. http://regional.kompasiana.com/2014/01/10/baku-tembak-opm-vs-tni-1-tewas--626920.html

Pada bulan yang sama, (14 Desember 2013) Briptu Sudaryo anggota lantas Polres Keerom juga tewas akibat dikeroyok sejumlah pemuda di Kampung Arso Kabupaten Keerom.

Selama bulan Januari 2014, penembakan sudah sering terjadi. Sasarannya adalah pos-pos TNI dan Polri. Di antaranya adalah penyerangan Pos Polisi di Kulirik Puncak Jaya pada 4 Januari 2014. Mereka berhasil merampas delapan senjata api laras panjang dari kantor polisi tersebut diantaranya senjata api AK 47 dua pucuk, mouser satu butir, SS1 lima pucuk, dan sejumlah amunisi. Tiga hari setelah insiden itu, seorang tukang ojek bernama Abdul Halil (43) tewas di sekitar SMA Wuyuneri Distrik Mulia, Puncak Jaya. Pada tubuh korban ditemukan luka bekas tembakan pada bagian kepala dan rusuk kanan. http://daerah.sindonews.com/read/2014/01/07/26/824221/tukang-ojek-di-puncak-jaya-tewas-ditembak

Insiden demi insiden penembakan di wilayah Puncak Jaya, Papua itu mungkin saja dianggap berita biasa. Tetapi jika terus dibiarkan, maka upaya pemerintah untuk menciptakan kedamaian di Papua menjadi sulit terwujud. Apalagi, jika aksi-aksi kekerasan itu memang sengaja diciptakan (by design) oleh kelompok pendukung Papua merdeka. Tentu saja Pemerintah harus lebih intens mewaspadainya. Jika situasinya semakin tak terkendali, bukan tidak mungkin PBB bisa saja melakukan intervensi. Dan itulah yang dikehendaki oleh kelompok pro Papua merdeka yang sudah berulang kali menyerukan agar PBB mengirimkan utusan khusus ke Papua untuk menginvestigasi pelanggaran HAM. Padahal, pelanggaran HAM itu, mereka sendiri (tentara OPM) yang menciptakannya. Mari kita mewaspadainya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun