Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beda Antara Lalab dan Seupan dalam Masyarakat Sunda

5 April 2021   19:00 Diperbarui: 5 April 2021   19:04 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daun singkong direbus agar lebih empuk sedangkan daun pepaya sebaiknya direbus untuk mengurangi rasa pahitnya. Oh ya perlu diketahui seupan biasanya dibuat dari campuran beberapa sayur baik yang berupa daun maupun yang berupa buah atau kembang dan umbi. Lalab-lalab daun yang berasal dari pohon berkayu keras biasanya tidak dibuat seupan. 

Begitu juga dengan buah-buah yang biasa jadi lalab, umumnya tidak dibikin seupan. Meskipun  bisa, tapi biasanya akan mengurangi kualitas seupan. Terong misalnya, apabila diseupan pantang dimakan oleh mereka yang bekerja dengan menggunakan pikulan. 

Seupan terong akan menyebabkan "Buruk taktak" (busuk pundak) begitu yang dipercaya masyarakat Sunda zaman dahulu. Tapi ada beberapa jenis buah yang tidak bisa dilalab tapi bisa diseupan seperti labu siam. Lobak, juga wortel adalah jenis umbi yang biasa diseupan.

Daun singkong, daun pepaya, daun walang,  daun labu siam, kol (kubis), daun kadongdong (kedondong) laut dan daun mamamgkokan serta buah labu siam muda dan wortel adalah yang umum dibuat campuran seupan.

Sayuran lainnya yang bisa diseupan antara lain daun beluntas, saladah (selada air), kangkung, daun wortel.

Yang unik meskipun direbus ataupun diseupan, petai tidak disebut seupan.

Bagi yang belum terbiasa makan lalab, mungkin bisa mencoba seupan yang lebih "bersahabat" dengan lidah banyak orang.

Itulah tentang perbedaan lalab dan seupan dalam kebiasaan makan di masyarakat Sunda........>|

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun