Tahun 80-an hampir setiap hari saya melintasi Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Wastukencana jika berangkat kuliah. Sebaliknya ketika pulang kuliah saya hampir selalu melewati Jalan Aceh dan Jalan Merdeka. Keempat jalan itulah yang mengelilingi sebuah taman seluas hampir 1,5 ha, yang rimbun dengan pepohonan berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Di taman itu pula terdapat sebuah bangunan berarsitektur art deco.
Bagi saya yang waktu itu melewatinya hampir tiap hari, tidak ada yang menarik dari tempat itu. Pohon trembesi atau pohon mahoni misalnya, yang berusia puluhan atau bahkan ratusan tahun dengan mudah bisa ditemukan di berbagai tempat di Kota Bandung. Bangunan art deco, Bandung mungkin termasuk salah satu kota dengan bangunan art deco terbanyak di Indonesia.
Satu-satunya alasan saya mampir ke tempat itu adalah kepenasaran saya untuk melihat dari dekat Patung Badak Putih yang baru saja diresmikan oleh Walikota Bandung saat itu yaitu Husen Wangsaatmadja tahun 1981.Â
Patung yang pembangunannya menyulut pro kontra karena Badak dianggap tidak bersinggungan dengan sejarah Kota Bandung. Sejak itulah taman yang semula dikenal sebagai Taman Merdeka memiliki sebutan baru yaitu Taman Badak.Â
Nama Taman Merdeka sendiri baru digunakan mulai tahun 1950 menggantikan nama sebelumnya yang berbau kolonial yaitu Pieters Park. Menurut cerita Ibu saya yang sempat berkantor tidak jauh dari taman itu sekitar tahun 50-an, masyarakat umum menyebut taman itu Kebon Raja karena dekat dengan Sekolah Belanda yang dikenal dengan nama Sekolah Raja.
Pieters Park dibangun tahun 1885 untuk menghormati Pieters Stijhoff seorang Asisten Residen Priangan yang dianggap berjasa membangun Bandung menjadi ibukota Priangan setelah pindah dari ibukota lama di Dayeuhkolot. Lahan taman sendiri merupakan lahan milik Andres de Wilde tuan tanah kaya di Priangan waktu itu. Di lokasi taman itu berdiri rumah kediaman dan gudang kopi miliknya.
Ketika tahun 1906 Bandung berubah status menjadi kotapraja, kantor walikota berada di Jl. Braga (kini menjadi milik Bank BJB). Pada tahun 1927 gudang kopi milik Andres de Wilde dibongkar kemudian di tempat itu dibangun kantor baru walikota. Gedung yang kemudian dikenal dengan sebutan Gedung Papak yang menghadap ke Jl. Wastukencana.
Sementara itu di bekas rumah kediaman Andres de Wilde yang menghadap ke Jl. Aceh dibangun Gedung DPRD Kotamadya Bandung.Kini bekas Gedung DPRD telah berubah menjadi BANDUNG PLANNING GALLERY (BPG), yang merupakan Anjungan Perencanaan Kota pertama di Indonesia.Â
Di gedung ini kita bisa melihat 3 konten utama yaitu Bandung Masa Dulu, Bandung Masa Kini dan Bandung Masa Datang, yang dibesut dengan memanfaatkan teknologi modern. Di Bandung Planning Galery yang diresmikan 1 Agustus 2017 oleh Walikota saat itu Ridwan Kamil, melalui teknologi tercanggih diproyeksikan wajah Kota Bandung 30 tahun yang akan datang.
Saat ini nama resmi Taman Merdeka adalah Taman Balai Kota, yang terbagi menjadi beberapa taman tematik. Selain Taman Sejarah, terdapat 3 taman lainnya yaitu Taman Merpati, Taman Badak dan Taman Dewi Sartika. Di antara Taman Badak dan Taman Dewi Sartika terdapat area bermain anak-anak.