Mohon tunggu...
Kang Suhandi
Kang Suhandi Mohon Tunggu... Guru - Tinggal di Bogor

Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tahun Politik dan Pendidikan Kepemimpinan

5 Februari 2018   02:43 Diperbarui: 5 Februari 2018   04:27 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki tahun 2018 sampai tahun 2019, bangsa ini akan disibukkan dengan agenda-agenda politik, mulai dari Pemilihan Umum (Pemilu) Kepala Daerah, baik Pemilihan Bupati/Walikota, Pemilihan Gubernur, Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden.

Agenda-agenda politik tersebut di atas yang menyebabkan pengistilahan tahun politik di 2018 dan 2019. Lantas, bagaimana momentum tahun politik ini bisa menjadi sarana pembelajaran kepemimpinan bagi bangsa dan negara ini?

Kepemimpinan merupakan sebuah sistem yang di dalamnya tidak hanya bicara pemimpin sebagai salah satu unsur, akan tetapi mencakup orang-orang yang dipimpin (termasuk yang pro dan kontra), cara dan strategi mensukseskan misi dan tujuan, serta kontribusi yang diberikan kepada masyarakat.

Tahun politik sedianya menjadi ajang pembelajaran bagi bangsa dan masyarakat Indonesia, khususnya terkait bagaimana pentingnya seorang pemimpin dan apa yang harus dilakukan agar mendapatkan pemimpin yang dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik?

1. Urgensi Pemimpin

Manusia sebagai makhluk sosial yang kehidupannya tidak bisa lepas dari prinsip kolektivisme, maka kehidupannya tidak dapat dipisahkan dengan pemimpin dan kepemimpinan itu sendiri. Memilih pemimpin merupakan satu tuntutan akan kolektivitas kehidupan. Bahkan dalam ajaran agama, memilih pemimpin adalah kewajiban.

Memilih pemimpin hendaknya tidak dilakukan karena prinsip stransaksi semata, di mana calon pemimpin memberikan imbalan materi karena telah dipilih, bahkan mengiming-imingi materi jika mau memilihnya.

Secara moral, memilih pemimpin menjadi tanggung jawab setiap anggota masyarakat,  apalagi sebagai bangsa yang besar seperti Indonesia. Walaupun, menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa ini. Inilah mindset yang harus kita rubah saat ini.

Pemimpin transaksional inilah yang berpotensi membeli suara dan mengabaikan nasib pemilihnya di saat ia sudah terpilih. Masyarakat harus diedukasi agar pempin yang tampil dan terpilih bukan pemimpin yang hanya karena memiliki uang banyak, akan tetapi pemimpin yang secara kepribadian baik, berintegrasi dan memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk melayani rakyat, membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

2. Pemimpin sebagai Pelayan Rakyat

Pemimpin itu harus mau melayani. Siapa yang dilayani? Ya, tentunya rakyatnya. Itulah prinsip yang harus dipahami oleh masyarakat dan bangsa ini. Apalagi berkaitan dengan hajat hidup rakyat yang begitu besar, maka pemimpin dituntut mengeluarkan kebijakan yang mementingkan rakyatnya, terlebih rakyat kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun