Mohon tunggu...
MUSHOFA
MUSHOFA Mohon Tunggu... Guru - KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hobby Baca Buku-Buku Islami Klasik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ilmu Itu Pondasi Ibadah

8 Desember 2022   11:00 Diperbarui: 8 Desember 2022   11:06 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ILMU ITU PONDASI IBADAH

Sebelum kita melakukan ibadah, yang wajib kita cari dulu adalah ilmunya. Bagaimana kita bisa wudlu jika tidak tahu ilmunya wudlu? Bagaimana kita bisa sholat jika tidak belajar sholat? Bagaimana tahu caranya puasa jika tidak mempelajarinya ilmunya? Dan lain sebagainya. Intinya ilmu menjadi pondasinya ibadah. Dalam kitab "Minhajus Sawi", Habib Zain bin Ibrahim bin Semith menuturkan:

"Karena sesungguhnya ilmu itu menjadi pondasinya ibadah, dan tempat tumbuhnya kebaikan-kebaikan, sebagaimana kebodohan menjadi pokok setiap keburukan dan menjadi asal segala keburukan".

Ibadah tidak bisa didirikan di atas kebodohan. Kualitas ibadah seseorang itu bukan terletak pada kuatitasnya, melainkan pada kualitasnya. Diantara ukuran kualitas ibadah adalah ibadah yang didasari kuat dengan ilmu. Makanya dalam dunia setan, baginya menggoda satu orang yang ibadah didasari ilmu itu lebih berat daripada seribu ahli ibadah (namun tidak didasari ilmu). Pernyataan Nabi Saw:

"Satu orang faqih/ ahli ilmu (ilmu yang berurusan dengan ibadah/agama) itu lebih berat bagi syetan daripada seribu Abid (ahli ibadah saja tanpa dasar ilmu). (Hadis ini di takhrij oleh At-Tirmidzi: 2681)

Kenapa kualitas ibadah pada ilmu? Jawabnya jelas, jangankan urusan ibadah, urusan dunia saja seperti masak, jika tidak ada ilmunya tentu rasa masakannya ngalor ngidul (alias tidak jelas). Allah sendiri dengan tegas menyatakan:

Katakan "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Q.S. Azzumar:9)

Agar kita senantiasa mendapatkan ilmu, tentu mendatangi tempat-tempat kajian ilmu. Karena menuntut ilmu itu tiada batas. Mulai dari gendongan ibu sampai masuk ke liang lahat. Artinya "ngaji" itu adalah proses yang terus dinamis dalam kehidupan manusia. Jangan merasa puas dengan diri ini. Diri ini bodoh dan rapuh yang membutuhkan nutrisi ilmu. Jangan biarkan kebodohan kita, justru merusak ibadah kita. Sekiranya tidak mengerti ayo belajar.

Nabi mengatakan:

"jika kalian lewat taman surga, bermainlah di situ! Sahabat bertanya: "ya Rasulallah "apa yang dimaksud taman surga?" Kemudia Rasul menjawab: "halaqah dzikir/ilmu".

Hadirlah di majelis ilmu, karena disitu paling tidak bersama-sama mengingat keagungan Allah. Ada nasehat untuk meningkatkan kualitas diri sekaligus intropeksi. Apalagi di akhir zaman seperti sekarang ini. Kita tidak lagi bersama Rasulullah. Jika ingin satu majelis dengan beliau maka paling tidak kita semajelis dengan orang-orang yang berilmu. Syeikh At-Tustury berkata: "barang siapa ingin melihat majelis para nabi, maka lihatlah majelis ulama' (majelis ilmu), mereka itu pengganti para rasul di dalam umatnya, dan mewarisi ilmunya, maka majelisnya sebagai pengganti majelis kenabian".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun