Mohon tunggu...
MUSHOFA
MUSHOFA Mohon Tunggu... Guru - KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hobby Baca Buku-Buku Islami Klasik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia = Suka Mengkritik Tidak Suka Dikritik

7 Desember 2022   10:30 Diperbarui: 7 Desember 2022   10:29 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

MANUSIA= SUKA MENGKRITIK TIDAK SUKA DIKRITIK

Menurut KBBI kritik artinya kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Jika dilihat dari makna ini, sebenarnya kritik itu sangat baik sekali bagi seseorang untuk menjadi lebih baik. Namun sifat dasar manusia adalah suka dipuji dan disanjung. Sehingga ketika mendapat kritikan hal itu langsung dianggap penghinaan dan pelecehan bahkan kadang dinilai sebagai cacian. Memang orang yang sudah terbiasa dipuji dengan karya-karyanya akan merasa risau dan tidak senang ketika sekali waktu mendapat kritikan.

Manusia itu cenderung suka mengkritik daripada dikritik. Berkomentar terhadap karya dan usaha orang lain itu memang gampang daripada menciptakan karya sendiri. Bahkan terkadang lebih kelihatan pintar pengkritiknya daripada yang dikritik. Lihat saja pengamat dan komentator pemain sepak bola seakan lebih lihai memainkan bola daripada pemain lapangan, padahal ia sendiri belum tentu bisa menggiring bola dan menendang bola. Usaha dan upaya pemerintah juga begitu, terkadang pemerintah sudah mengupayakan sedemikian rupa, tetapi masih ada yang tidak puas dan menyalahkan.

Ktitik itu sangat perlu untuk perbaikan. Tetapi terkadang kritik itu diluncurkan bukan untuk perbaikan melainkan untuk membunuh karakter. Kritik yang semacam ini yang tidak diharapkan. Karena bisa menimbulkan kesalah pahaman dan fitnah. Pengkritik yang baik itu harus mempunyai data dan wawasan yang luas serta informasi yang komplit. Sehingga apa yang dikritiknya memang dalam rangka penyempurnaan. Jika pengkritik tidak mempunyai pengetahuan yang cukup apalagi muncul karena dorongan sentiment maka kritikan tidak tepat sasaran. Akhirnya yang ada hanyalah kebencian. Kebencian inilah yang memunculkan kritik yang tidak obeyektif. Sebab sebaik apapun yang anda lakukan, akan dinilai salah dihadapan para pembenci.

Sehinga tepat sekali jika ada peribahasa "Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak. Gajah di pelupuk mata tidak tampak, semut di seberang lautan tampak". Artinya kebenaran seseorang yang jelas ada tidak dibicarakan namun kesalahan yang sangat kecil dibesar-besarkan. Inilah yang mungkin sering terjadi saat ini.

Mencari manusia yang suka dikritik itu sulit, tetapi menemukan manusia yang suka dipuji itu banyak sekali. Seseorang yang suka dikritik itu artiinya orang itu menyadari bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna.  Orang yang baik itu bukan orang yang tidak pernah salah, melainkan orang yang baik adalah orang yang memperbaiki kesalahannya. Memperbaiki kesalahan-kesalahan berdasarkan kritikan itu luar biasa. Orang-orang seperti inilah yang akan menjadi manusia maju.

Dalam masyarakat demokratis, kritik ini penting, terutama agar kekuasan yang ada tidak menyengsarakan dan merugikan rakyat. Makanya oposisi dan kritik cerdas dari masyarakat harus tetap ada. Agar perjalanan kekuasan itu terkontrol dengan baik. Namun bagi pengkritik harus obyektif, sesuai dengan kenyataan dan apa adanya. Kritik itu ungkapan dari hati yang bertujuan memperbaiki bukan merendahkan.

Alhasil, jadilah komentator yang baik. Sesekali mungkin perlu juga menjadi pemain agar merasakan dikomentatori. Minimal jika tidak bisa menjadi komentator yang baik, jadilah penonton yang baik. Jangan hanya sorak-sorak tanpa melihat kenyataan yang sebenarnya. Jangan merasa hina dan bersalah jika mendapat krtikan, karena kritikan adalah alat untuk mengukur sampai dimana sebenarnya kelakuan kita dimata orang lain. Ketulusan dalam mengkritik inilah yang sangat penting saat ini. Sebagaimana seorang kekasih berkata pada kekasihnya: "Sayang, jika aku menunjukkan kekuranganmu, itu bukan berarti aku merendahkanmu. Aku hanya berusaha untuk lebih jujur dalam mencintaimu." Ahai!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun