Mohon tunggu...
MUSHOFA
MUSHOFA Mohon Tunggu... Guru - KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hobby Baca Buku-Buku Islami Klasik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku Muslim Indonesia dan Aku Bangga

8 Desember 2022   09:00 Diperbarui: 8 Desember 2022   09:02 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

AKU MUSLIM INDONESIA, & DAN AKU BANGGA

Aku bangga menjadi orang Indonesia. Karena memang ini taqdirku aku dilahirkan disini. Bukankah hamba yang baik adalah yang ridlo dengan ketentuan Tuhanya? Apakah dengan menjadi warga Indonesia terus tidak Islami hanya gara-gara Wahyu tidak diturunkan disini? Oh... Tentu tidak seperti itu. Desain Allah dalam menciptakan alam semesta memang seperti ini, mau apa lagi. Tidak ada manusia, suku, bangsa, yang paling mulia disisih-Nya. Karena bagi-Nya hanya ketaqwaan yang membedakan. Begitulah firma-Nya dalam kitab suci-Nya.

Lebih bangga lagi aku menjadi muslim yang tinggal di Indonesia. Sebuah negeri yang sejak awal terkenal dengan budaya sopan santunnya, gotong royongnya, dan keramahanya. Sekaligus negeri yang mempunyai banyak ragam adat istiadat, mulai dari rumah, pakaian, masakan, bahasa, Senin dan lain-lain. Yang kesemuanya itu merupakan kekayaan peradaban manusia.

Meskipun aku Islam Indonesia, syahadatku sama seperti yang diajarkan Rasulullah Saw. Yaitu "Asyhadu an laa Ilaaha illallah wa Asyhadu Anna Muhammadarrasulullah" artinya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah". Sholatku juga sama seperti yang diajarkan Rasulullah Saw. Mulai dari takbiratul ihram sampai salam. Begitu juga puasa dan zakat serta hajiku sama seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

Imanku sama seperti yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. Yaitu mempercayai Allah, malaikat, rasul, kitab, hari kiamat dan taqdir.

Yang tidak sama dengan Rasulullah adalah tempat tinggalku. Aku orang Indonesia dan Rasulullah adalah orang Arab suku Quraisy. Rasulullah mencintai bangsa dan tanah airnya, mencintai budayanya, mencintai bahasanya. Karena aku adalah umat Rasulullah saw. akupun melakukan hal yang sama yaitu aku mencintai bangsa dan tanah airku, mencintai budayaku dan mencintai bahasaku.

Rasulullah Saw. Di Madinah mengajarkan toleransi antar umat beragama, antar suku, antar budaya. Akupun sama ikut ajaran Rasulullah Saw. Aku juga mengedepankan ajaran toleransi. Dan aku bangga ternyata negaraku mempunyai semboyan toleran yakni "Bhineka tunggal Ika". Ketika Rasulullah memakai jubah sebagai penutup aurat, bagiku itu adalah penghormatan nabi kepada budayanya. Itupun juga aku lakukan, aku berbaju batik, memakai sarung dan kopyah untuk menutup auratku. Karena aku yakin substansi agama yang di ajarkan oleh Nabi bukan jubahnya tapi menutup auratnya. Begitu juga degan bahasa, Nabi menggunakan bahasa Arab ya karena nabi orang Arab. Logika ku berandai-andai, andaikan nabi orang Jawa, pastilah bahasanya Jawa. Jadi, pakaian dan bahasa itu tidak punya agama. Itu adalah kekayaan budaya.

Di luar sana banyak orang yang teriak Indonesia itu sudah kena penyakit islamu-fobia, bagiku tidak. Apa buktinya, presiden kita orang Islam, perguruan tinggi Islam banyak bahkan ada 27 UIN SE Indonesia, belum lagi yang swasta. Pesantren di Indonesia ribuan jumlahnya, TPA hampir tiap desa ada, Mentri agamanya Islam, bahkan ada UU khusus pesantren, UU pernikahan Islam ada, UU Zakat ada, haji difasilitasi oleh negara dll, fobianya dimana? Fobianya di otak anda yang hanya memandang Islam secara formal tidak pada substansi ajarannya. Makanya saya setuju banget dengan pernyataan Gus Dur : yang bener itu "Islamisasi bukan Arabisasi".

Akibat kedangkalan seperti ini, akhirnya muncul stigma kalau tidak Arab bukan Islam, kalau tidak jubah bukan muslim, kalau tidak jenggot tidak Sunnah, hal-hal inilah yang akan mengkerdilkan umat Islam sendiri. Padahal itu semua hanya bungkus luar, bukan substansi Islam. Akhirnya aku bangga menjadi muslim Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun