Mohon tunggu...
Kang Ramdhan
Kang Ramdhan Mohon Tunggu... -

Pemerhati perjalanan hidup manusia & Menggali hikmah dari sekelumit kisah.\r\nMampir yuk ke www,facebook.com/beritabandung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengumuman: "ALLOH, Tuhanmu dan Tuhanku Sudah Mati"

26 Maret 2010   17:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:10 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Memperhatikan perjalanan kehidupan di negeri ini sangatlah ngeri dan menyedihkan. Hampir di semua sektor memperlihatkan kebobrokan yang bisa dikatakan berlangsung serentak dan tidak terkendali. Lihatlah para pemimpin di negeri ini baik di daerah maupun yang di Jakarta berlomba dalam mencuri uang rakyat, dan hebatnya mereka tak terlihat malu walau pun secara terang benderang apa yang dilakukan merupakan pelanggaran hukum. Coba tengok kasus yang sedang hangat bagaimana seorang Gayus Tambunan petugas pajak berusia 30 tahun dengan entengnya mendapatkan uang milyaran rupiah dari proyeknya sebagai makelar pajak dan sukses meloloskan diri dari jeratan hukum karena menyuap para penegak hukum. Di sisi lain kita pun disajikan beragam tontonan di layar kaca yang mengumbar nafsu syahwat. Para insan hiburan yang mengklaim semua itu merupakan ekspresi diri sebagai manusia berkebudayaan. Namun, klaim tersebut merupakan cerminan rendahnya selera kebudayaan di negeri ini. Mari kita tengok sepak terjang para pengajar alias guru menjelang Ujian Nasional, mereka seolah merasa tak berdosa dengan membocorkan dan membagikan kunci jawaban kepada anak didiknya. Malah kinerja para pendidik diperparah dengan banyaknya affair yang tidak senonoh mengedepankan nafsu syahwat tuk merengkuh kenikmatan sesaat. Dan Lihatlah para wanita yang berkeliaran di sekitar kita, mereka begitu asyik memperlihatkan kemolekan tubuhnya dengan dalih kebebasan dan mengikuti trend fashion masa kini. Yang menggenaskan tengoklah masjid-masjid di sekitar kita, makin hari penghuninya menurun drastis dan hanya menyisakan para manula yang khusu beribadah menghabiskan sisa hidupnya. Jika kita perhatikan masih banyak peristiwa lain yang tak akan cukup kita tuliskan dalam artikel ini, cuma yang pasti dengan beragam kebobrokan yang nampak di depan mata kita sebagai cerminan kita menuhankan Tuhan-Tuhan palsu, sebagian menuhankan uang sedangkan lainnya menuhankan nafsu, wanita dan kebebasan. Dengan demikian saat ini merupakan waktu yang tepat tuk mengumumkan bahwa ALLOH Tuhanmu dan Tuhanku Sudah Mati Di Negeri Ini. -rmd- Yuk.. lihat artikel seru lainnya: *SARIBAN SANG PEJUANG LINGKUNGAN BANDUNG *SUATU PAGI DI TAMAN CILAKI * ASTAGFIRULLOH, POPULER = JUAL DIRI ? *ANAK KOMUNIS BICARA QURAN *ORANG SUNDA MAH HARUS KAYA ATUH

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun