Mohon tunggu...
Kakarima
Kakarima Mohon Tunggu... Jurnalis - Kakarima

Bercerita dengan kata untuk edukasi kita bersama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Universitas Indonesia dengan Kemenparekraf Dukung Perekembangan Wisata Melalui CHSE

3 November 2022   10:59 Diperbarui: 3 November 2022   11:02 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ir Rossi foto bersama perwakilan Dinas Pariwisata Banjarnegara, Wonosobo, Kantor Desa, dan pengelola wisata (Dok. Kangmox)

Rasa aman dan nyaman dalam berwisata sudah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Indonesia sebagai negeri yang indah nyatanya memiliki tantangan tersendiri yakni potensi kebencanaan yang tinggi khususnya terkait gunung berapi. Wisata alam pun melimpah dari Sabang sampai Merauke dan tentunya perlu mendapatkan perhatian khusus agar berkunjung dan berwisata dapat aman sehingga keindahan dan nilai sejarah tetap terjaga. 

Sebagai stimulasi dan dukungan langsung kepada para pengelola Desa Wisata (DeWi) Universitas Indonesia-Kemenparekraf RI memberikan pelatihan P3K dan BHD kepada pengelola wisata di Dieng Kulon, Sembungan, Lerep, dan Kandri mulai dari hari Rabu, 26 s.d Jumat, 28 Oktober 2022. 

Universitas Indonesia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparakraf) bekerja sama dalam membuat stimulasi dan dukungan langsung kepada para pengelola Desa Wisata (DeWi) Universitas Indonesia-Kemenparekraf RI memberikan pelatihan P3K dan BHD kepada pengelola wisata di Dieng Kulon, Sembungan, Lerep, dan Kandri mulai dari hari Rabu, 26 s.d Jumat, 28 Oktober 2022.

Melalui program Kedaireka Matching-Fund Universitas Indonesia-Kemenparekraf RI ini bertujuan untuk mewujudkan Desa Wisata (DeWi) berkelas dunia (World Class DeWi) melalui implementasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment) dan Mitigasi Bencana.  Selain pelatihan P3K dan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang disampaikan oleh dr. Laudria Stella Eryvinka, pengelola desa wisata pun mendapatkan bantuan peralatan yang menunjang pelaksanaan P3K. 

Hal tersebut sejalan juga dengan RENSTRA Kemenparekraf tahun 2020-2024. Yang tidak dapat dipisahkan dari Kedaireka Matching-Fund ini adalah adanya program Anugerah Desa Wisata (ADWI) Kemenparekraf sebagai pemicu kebangkitan desa, penggerak roda ekonomi dan mendorong program nasional. ADWI 2021 sendiri memasukkan aspek CHSE ke dalam 7 kategori yang meliputi implementasi protokol kesehatan, mitigasi risiko HSE, dan mitigasi bencana. 

Penyerahan donasi perlengkapan K3 dari perwakilan UI-Kemenparekraf kepada perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara (Dok. Kangmox)
Penyerahan donasi perlengkapan K3 dari perwakilan UI-Kemenparekraf kepada perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara (Dok. Kangmox)

Beberapa tujuan di atas akhirnya akan diwujudkan melalui pelatihan daring HSE dan kebencanaan, verifikasi lapangan; pelatihan HSE & kebencanaan, SIstem Informasi Desa Wisata (SIDEWITA) menghasilkan data analisis dampak bencana 5 destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). 

Sebagai koordinator Verifikasi Lapangan, Pembekalan, dan Donasi Program Kedaireka Matching Fund UI-Kemenparekraf RI, Ir Rossi Yuliani menilai dari keempat desa wisata yang dikunjungi mereka sudah memiliki kesiapan dan antusias dalam pengimplementasian hasil dari program ini termasuk materi aspek P3K, BHD, dan CHSE yang disampaikan. Untuk memberi dukungan dalam menangani kejadian di lapangan, tim verifikasi pun mendonasikan peralatan P3K untuk empat desa wisata tersebut. Salah satu desa yakni Sembungan menjadi concerns spesifik karena memiliki risiko kesehatan terhadap pekerja pada unit pengolahan plastik menjadi paving block. 

"Terlihat dari antusiasme dari peserta yang memberikan pertanyan2 kepada Narasumber P3K dan BHD -- dr. Laudria Setlla Eryvinka, pada saat presentasi pembinaan aspek P3K dan BHD. Pengurus Pokdarwis sudah mempunyai tim Kesehatan yang cukup terlatih dan personil berpengalaman dalam penanganan kasus -- kasus Kesehatan. Donasi peralatan yang telah disampaikan -- juga telah diberikan praktek sehingga diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan dengan baik. Dari kesiapan peralatan P3K, Dieng Kulon mempunyai kebutuhan peralatan yang spesifik (mengingat obyek wisatanya yang spesifik terhadap paparan CO2 dan H2S) membutuhkan Breathing Apparatus Tabung oksigen, Sarana komunikasi dan Vertical rescue -- yang dapat menjadi masukan pihak terkait." tutur Ir. Rossi Yuliani. ##

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun