Mohon tunggu...
Jaja Zarkasyi
Jaja Zarkasyi Mohon Tunggu... Penulis - Saya suka jalan-jalan, menulis dan minum teh

Traveller, penulis dan editor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Tatapan Terakhir

12 Juni 2019   15:23 Diperbarui: 12 Juni 2019   15:41 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sebesar itukah bahanya?"

"Ya, karena itu aku harap kamu tak usah ikut menuju horizon itu"

"Tapi kamu dah mengajaku terlalu jauh. Aku nggak bisa mundur lagi"

"Baiklah. Aku tak bisa menghalangimu jika itu sudah menjadi pilihanmu"

Sejak saat itulah, aku diajak menjelajahi horizon baru yang diisi oleh para hukama dan sufi yang tak jarang susah aku pahami bahasanya. Ikhwanu Shoffa adalah lembaran pertama yang ia ajarkan padaku. Sebuah catatan yang harus kulangi 10 kali untuk sekedar bisa memahaminya.

"Berat juga ya memahaminya" Begitu kadang berniat mundur.

Kita itu tak terlalu lama saling mengenal. Tapi cara kamu mengajaku berbincang, sepertinya sangat paham apa yang aku inginkan. Selalu ada jawaban untuk pertanyaan yang biasa mengganggu alam pikiranku.

Bukan hanya puitis, kata-katamu juga bersayap. Kadang kupahami sebagai sebuah ajakan, tapi kamu tak pernah menyebutnya ajakan. Bahkan kamu cuek untuk membuktikan ajakan itu.

GPS ku kerap rusak sejak itu. Kadang aku kesulitan kembali di kehidupan normal yang dahulu memberiku ketenangan.

**

"Kenapa WA ku tak juga kau baca?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun