Kamis 10 mei 2018 siang aku beranjak bangun dari tempat tidurku. Tidur kelam atas ketidak berdayaan hidup, malas serta jarang beribadah, semua itu karena kurang tegasnya aku terhadap diriku.Â
Satu hal yang ingin kusampaikan bahwa hidup butuh lingkungan yang baik dan kondusif, apalagi untuk pemuda yang kurang kuat memegang prinsip. Ada dua hal kemungkinan yang terjadi, lumpuh karena arus lingkungan atau terbuang dari lingkungan. Dan aku hampir mengalami keduanya.
Kamis 10 mei 2018 ba,da ashar jam menunjukan 15.16 aku pergi untuk membulatkan tekadku bergabung dalam kepanitian ramadhan di masjid pusdai jawa barat. Inginku menemukan lingkungan yang kondusif, serta dapat beradaptasi dengan cepat di segala jenis lingkungan.Â
Intinya bukan lingkungan yang mempengaruhi tapi akulah yang dapat mempengaruhi lingkungan. Berat memang bagi pemuda yang hidup di zaman ini. Sedikit saja salah melangkah, engkau akan terhempas jauh. Namun ku yakin Allah akan menyertai orang-orang yang kembali kepada-Nya.
Manusia dan pembiasaan, menurutku mengenai sistem pendidikan hari ini, manusia tidak perlu muluk-muluk dijejali berbagai teori, teori ilmu alam, ilmu sosial dan teori ilmu kehidupan. Pada akhirnya teori itu hanya sebatas  pengetahuan saja. Pengetahuan tidak akan jadi ilmu jika ia tidak di praktikkan.
Pembiasaan, ilmu paling sederhana namun banyak yang gagal untuk menguasai ilmu ini. Bahkan hingga ajal menjemputpun hanya sedikit yang dapat menguasai ilmu dasar ini.
Toh Allah pun tidak muluk-muluk dalam mendidik manusia. Contohnya saja ilmu sholat, sehari 5 kali, hanya meluangkan 5 x 5 menit waktu dalam sehari. Tidaklah muluk. Dan 5 x 5 menit sehari itupun tidak dituntut untuk dikerjakan sekaligus.Â
Dari sini aku membayangkan inginnya Allah kepada kita agar menjadi pribadi yang konsisten, istiqamah dan dapat memanjemen waktu dengan baik.
Sholat adalah salah satu cara Allah mendidik kita dengan tidak muluk-muluk, bahkan tidak ada paksaan sedikitpun. Baik untuk kita, enak untuk kita, sehat untuk kita dan menjadi pribadi yang baikpun untuk kita.
Satu hal lagi puasa, puasa secara harfiah ialah menahan haus makan dan hawa nafsu. Namun menurutku puasa ialah cara kita untuk mengendalikan diri dan melatih rasa, serta tubuh agar lebih kuat lagi.Â
Contoh kongret orang yang menjalankan ini dapat dilihat pada diri pak Habibie. Walaupun sudah berumur tapi terlihat awet muda dan hidupnya seperti di mudahkan oleh Allah.