Hari ini, pagi-pagi saya mengantar istri ke puskesmas Ciruas untuk berobat karena ada keluhan sakit di ulu hati, sebelum mengantar istri terlebih dahulu saya harus mengantarkan kedua anak saya (Alayya Kelas IV dan Fawwaz Kelas I) ke SDN Tirem 1 yang jaraknya tidak jauh sekitar 500 meteran dari rumah saya tapi walaupun dekat saya biasa mengantarkan kedua anak saya menggunakan kendaraan motor.
Sebelum saya mengantarkan istri saya ke puskesmas terlebih dahulu saya nitip pesan ke ade saya yang rumahnya tidak jauh dari rumah saya, pesan saya ke adik saya : nong (panggilan sayang untuk perempuan) kakang mau ke puskesmas Ciruas nganter teteh, kalau anak anak pulang duluan, nunggu saja di sini (rumah adik).
Setelah itu saya langsung menjalankan motor, eh tidak jauh dari rumah adik saya di pinggir jalan ada pedagang ikan yang lagi dikerubungi banyak pembeli, suasana seperti itu justru membuat saya penasaran, ko rame sekali ini pembelinya. Singkat cerita saya dan istri langsung turun dari motor yang saya tumpangi dan melihat-lihat ikan yang ada di pedagang, ternyata ikan yang dijual ikan lundu (sejenis ikan patin tapi ukurannya lebih kecil) yang perutnya menggelenbung karena sedang bertelur , ikan lundu seperti itu memang adanya musiman pas di bulan Oktober, November dan Desember, ketika musim hujan tiba, karena di bulan bulan tersebut ikan lundu banyak didapat dengan kondisi bertelur.
Singkat cerita setelah selesai membeli ikan (ikan saya titipkan ke adik saya), saya langsung mengarahkan motor ke jalan raya Cipontirta arah Ciruas menuju Puskemas, selang 5 menit saya dan istri sudah sampai ke puskemas Ciruas dan dan Alhamdulillah kondisi di puskesmas masih sepi belum banyak pengunjung yang akan berobat, istri saya langsung saya suruh untuk maju ke loket pendaftaran.Â
Setelah istri saya daftar, saya tinggalkan istri saya sendirian duduk di depan loket pendaftaran, saya langsung menuju ke pintu keluar dari ruangan loket pendaftaran menuju gerbang Puskesmas karena di samping sebelah Utara puskesmas ada kedai pedagang kupat tahu Tasik langganan saya, ketika saya sampai di kedai kupat tahu, langsung saya memesan satu porsi kupat tahu dan dibungskus untuk sarapan istri saya karena pas mau berangkat istri saya belum sempat (untuk) sarapan terlebih dahulu.
Singkat ceriat setelah saya selesai membayar kupat tahu untuk istri, saya langsung bergegas masuk kembali ke puskesmas, pas sampai di depan loket pendaftaran ternyata istri saya sudah tidak ada, saya lihat ke kiri kanan tidak ada juga, pas saya melongok ke dalan ke ruangan poliklinik ternyata istri saya sudah ada di depan poli yang dituju yaitu poli umum. Ahirnya saya pun ikut masuk ke ruangan poli yang dituju istri saya.
Dari ruangan inilah pikiran saya mulai resah dan gelisah, ahirnya saya jadikan tulisan, karena ternyata di depan saya, di samping kiri kanan saya, juga di belakang saya, semuanya rata-rata orang sakit, tetapi yang paling membuat saya gelisah adalah orang yang berada di depan saya, duduknya saling berhadap-hadapan dengan saya. Saya menjadi gelisah karena yang duduk di depan saya adalah penderita penyakit paru akut, terus-menerus batuk dengan nafas sudah tersengal sengal, tanpa mamakai masker pula, ini lah yang membuat saya gelisah, karena penyakit paru merupakan penyakit yang bisa cepat menular.
Aneka penyakit paru-paru dan dapat menular melalui beberapa cara, di antaranya:
Infeksi paru-paru : menular melalui percikan air liur (droplet) saat penderitanya batuk atau bersin. Penyakit ini juga dapat menular melalui kuman yang menempel di permukaan benda, lalu tanpa sengaja tersentuh tangan orang lain.Â
Tuberkulosis (TBC) paru : menular melalui udara saat penderita TBC aktif memercikkan lendir atau dahak saat batuk atau bersin.Â
Pneumonia  :  menular melalui udara dan benda-benda di sekitar kita. Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang masuk ke saluran pernapasan.Â