Mohon tunggu...
Imam Maliki
Imam Maliki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia yang ingin berbuat lebih, melebihi rasa malas

Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gunung Bromo, Sepenggal Surga yang Jatuh ke Bumi

1 Januari 2018   06:31 Diperbarui: 1 Januari 2018   12:39 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendadak ketika kawan saya dari Prancis mengajak berlibur ke gunung bromo. Betapa tidak, belum hilang lelah setelah menyusuri pantai di Jalur Lintas Selatan (JLS) Kabupaten Malang yaitu pantai Ngudel, Batu Bengkung, Ungapan. Dilanjut hari berikutnya ke tempat rekreasi Kota Malang yaitu Alun-Alun Kota kemudian ke Kampung tridi dan kampong warna-warni di kelurahan Jodipan Kota Malang. Hari Berikutnya ke Pulau Sempu di sisi Pantai Sendang biru. Penulis mengira liburan ke Pulau Sempu adalah destinasi terakhir sebelum tahun baru. Ternyata masih ada Gunung Bromo.

                Ketika ajakan itu di ajukan langsung terbayang lelah berjalan kaki menyusuri lautan pasir dan menapaki tangga gunung bromo.

                Kami menuju ke bromo lewat Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Hampir sama dengan rute shooting film 5 cm yang dibintangi Fedi Nuril, Denny Sumargo, Herjunot Ali Igor Saykoji dan Raline Shah. Bedanya ketika sampai desa Ngadas dia ke Ranupane kemudian ke Gunung semeru. Sedangkan kami ke kiri ke arah Gunung bromo.

Malam sebelumnya, Kami kesulitam mendapatkan mobil jeep, karena bertepatan dengan akhir-akhir liburan. Mobil spesialis tanjakan itu full booking. Untung seorang teman, mobilnya baru turun ketika kami datangi untuk men-carter. Kami mendapatkan harga 1 juta, kendaraan plus tiket masuk. Pak pomo, sopir kami bilang harga itu sangat murah. Jika bersama turis asing biasanya bisa 1,5 juta.

Dalam perjalanan ke bromo banyak sekali berpapasan dengan kendaraan sejenis yang turun dari bromo, yang searah pun juga tidak kalah banyak. Jalan yang sempit membuat mobil kami harus seringkali menepi sampai keluar dari jalur aspal untuk mempersilahkan mobil lain melewati dahulu. Kadangkali mobil lain yang berpapasan harus mundur beberapa meter untuk mendapatkan bahu jalan yang lebar agar bisa di lewati mobil lain.

"pengertian sekali orang-orang mempersilahkan mobil lain lewat duluan" kata saya. " begitulah mas, kita saling mengerti, ini penghidupan kita, jadi saling menghormati, tiap hari ketemu, biar kerja enak" kata pak pomo.

2 jam kami baru sampai di lautan pasir. Siang itu sangat ramai ratusan mobil jeep berjalan cepat hilir mudik seperti punya nyawa sendiri mirip film animasi mobil CARS. Lautan pasir itu seperti cekungan besar, di pinggirnya tanah perbukitan hijau yang sangat indah.

Sebelum menuju tujuan inti di kawah bromo, kami turun untuk berfoto di lautan pasir yang dinamakan Pasir berbisik, siang itu pasir tidak sempat berbisik karena malamnya turun hujan, sehingga kandungan air menyebabkan tanah lembab dan berair. Dinamakan Pasir berbisik karena disinilah tahun 2001 Dian Sastrowardoyo dan Cristine Hakim berakting habis-habisan dalam film yang berjudul sama, pasir berbisik.

Perjalanan kami lanjutkan menuju kawah Bromo, sekitar 1 kilometer dari lokasi parkir mobil. Di sediakan transportasi kuda bagi yang tidak kuat berjalan kaki. 70 ribu ongkos naik kuda dari parkiran mobil kami sampai pintu masuk gunung bromo. Dari pintu masuk menuju tangga ke gunung ongkos naik kuda 50 ribu. Tapi ongkos itu bisa di tawar.

Siang itu tangga naik dan tangga turun kawah penuh dengan pengunjung. Tapi masih lebih banyak ketika pertengahan bulan Syawal yaitu saat dilangsungkan upacara adat Kasodo.

Tentang jajanan makanan yang di jual, setidaknya ada 3 harga. Tapi secara keseluruhan harga makanan dan minuman ringan tidak terlalu mahal untuk obyek wisata yang sudah mendunia. Di parkiran kendaraan sampai pintu gerbang bromo saya mencoba membeli air mineral harganya 5000. Kemudian dari pintu gerbang sampai tangga menuju kawah harga air mineral harganya 10.000. Di puncak harga air mineral 15.000. Harga di atas tidak baku. Tapi disarankan bertanya dulu harganya sebelum membeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun