Mohon tunggu...
Budi Pras
Budi Pras Mohon Tunggu... karyawan swasta -

..tinggal di pinggir metropolis.. suka bersepeda,mancing dan motret..

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Generator Tanpa Bahan Bakar?

12 September 2014   20:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:52 1509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1410496954352507207

Lagi.. pagi-pagi sekali ini saya baca sebuah info/berita -- dan akhirnya sempat nglurug" sebentar ke beberapa sumber -- tentang sumber energi. Berita ataupun info yang cukup menarik, ditengah issue krisis energi ( BBM dan listrik ) di republik ini. terlebih lagi issuenya ini adalah tentang source eneergi listrik yang bukan saja murah, tapi juga bisa portable.

Ya .. generator tanpa bahan bakar (GTBB) -nya Kang Dicky dari bandung ini sungguh menarik perhatian, sama kayak pas blue energy muncul, kemudian pembangkit listrik tenaga hampa (PLTH ) yang  dari batu -malang  dan beberapa klaim - klaim sejenis (BBM Air dll ).

Saya sendiri selalu  skeptis pada awalnya. Apalagi kalau klaim - klaim yang dibuat, berlawanan dengan beberapa law of thermodynamic . Berhubung GTBB ini diklaim tanpa Bahan Bakar ( Atau tanpa inputan energi ), tapi bisa membangkitkan listrik yang , maka pertanyaanya tentulah.. " kok bisa? ". Kalau Kang Dicky sendiri sih bilang, prinsip kerjanya justru berdasarkan pada hukum kekekalan energy ( seperti yang ditulis di linimasa twitternya ), tapi dengan catatan mungkin dunia belum tahu rumus yang sesungguhnya..

[caption id="attachment_358762" align="aligncenter" width="677" caption="linimasa twiter kang Dicky"][/caption]

Akan tetapi, sampai saat saya menulis ini, saya masih skeptic dengan konsep overunity yang dipakai di GTBB ini, wireless electricity transmission seperti dalam video youtubenya, dan juga dengan keseluruhan bagaimana GTBB ini bekerja tanpa input bahan bakar / sumber energy lainya ( bisa perpetual gitu )

sumber :

kaskus

tempokini

hiwatch

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun