Mohon tunggu...
Robani
Robani Mohon Tunggu... PNS -

Guru pada MTsN 12 Kuningan Kec. Hantara, Kuningan Marketing Eksekutif PayTren pada PT. Veritra Sentosa International, Bandung

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Momentum "Istikharah" Massal

22 Mei 2018   18:27 Diperbarui: 22 Mei 2018   18:28 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

amadhan kali ini bertepatan dengan tahun politik. Tidak mengherankan, kalau timbul kekhawatiran terjadi black campaign yang bisa merusak suasana syahdunya ibadah ramadhan. Namun demikian, kita tetap harus proporsional. Tidak perlu saling curiga satu sama lain, karena Ramadhan sejatinya bulan kemulian, maka otomatis berbanding lurus dengan akhlak orang yang melaksanakan ibadah Ramadhan. Mereka tidak akan melakukan sesuatu kecuali kemuliaan dan hanya menebarkan kemuliaan pula.

Di bulan yang mulia ini setiap mukmin saling berlomba untuk menjadi yang terbaik di hadapan Allah dzat yang Maha Mulia. Karena keyakinan yang kuat terhadap firman Allah Swt bahwa orang yang paling mulia di hadapan Allah adalah orang yang paling takwa. 

Takwa menjadi ultimate goal atau tujuan utama ibadah puasa. Dan seseorang tidak bisa meraih takwa dengan menghalalkan segala cara. Hanya dengan segala bentuk kemuliaanlah takwa dapat diraih.

Meraih titel takwa tidaklah semudah membolak-balikkan telapak tangan. Tentunya harus ada upaya komprehensif sinergis antar hati, lisan dan perbuatan. Dan yang tidak kalah penting dari segala usaha adalah do'a. Do'a merupakan senjata orang beriman. Sebagaimana fungsi senjata adalah untuk mengeksekusi permasalahan yang dihadapi sesuai dengan sikonnya. 

Jadi, kalau ingin sukses jangan abaikan do'a. Allah subhanahu wa ta'ala menyukai hambanya yang berdo'a, karena kalau usaha saja tanpa berdo'a merupakan bentuk kesombongan. Sebaliknya jika hanya berdo'a tanpa usaha sama saja dengan kebohongan.

Demikian pula dalam tahun politik ini, peran doa untuk keselamatan bersama itu sangat urgent. Tahun 2018 kita memilih calon bupati/wakil bupati dan gubernur/wakil gubernur dilanjutkan tahun 2019 kita akan memilih calon anggota legislatif sekaligus memilih presiden. Ini bukan masalah kecil. Ongkos untuk membiayai kegiatan pesta demokrasi ini sangatlah besar. Karena itu pilkada dan pemilu mulia dan berkah adalah harga mati yang harus dibeli.

Dalam demokrasi, perbedaan adalah hal yang lumrah. Akan tetapi menonjol-nonjolkan perbedaan untuk membuat gesekan yang negatif perlu dicegah. Berdemokrasilah secara adil dan beradab. 

Tanamkan jiwa siap menang dan siap kalah dalam berkompetisi, seperti seorang mukmin berkompetisi untuk meraih takwa tanpa harus menghalalkan segala cara. Lakukanlah cara-cara terbaik untuk memperoleh kemenangan.

Cara terbaik tersebut harus dilakukan termasuk dalam hal berdo'a. Penuhi adab-adab berdo'a, seperti dalam keadaan berwudhu, diawali dengan sedekah, puji-pujian, baca shalawat, istighfar dan alfatihah.

Do'a sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Jiwa hamba yang baik selalu menyandarkan hasil sepenuhnya kepada Allah, karena tugas kita sejatinya hanyalah berusaha. Biarlah Allah yang memilihkan takdir terbaik untuk kita. Meminta dipilihkan takdir terbaik juga bagian dari penghambaan. Karena itu kita diajarkan agar diberi pilihan takdir terbaik dengan cara istikharah.

Istikharah adalah salah satu shalat sunnah dengan tujuan memohon dipilihkan hal yang terbaik bagi kita menurut Allah, bukan menurut orang lain atau menurut awan nafsu sendiri. Biasanya sholat ini dilakukan seseorang hamba tatkala dirinya berada dalam posisi dilematis antara beberapa pilihan. Dan hal ini mungkin saja terjadi pada setiap orang baik pilihan dalam hal pekerjaan, jodoh, dan termasuk dalam memilih pemimpin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun