Mohon tunggu...
Agus Salim Fajri
Agus Salim Fajri Mohon Tunggu... Guru - Belajar Setiap Saat

Lahir di Desa Kantan Muara, 25 Agustus 1991 *Riwayat Pendidikan: - SDN Kantan Muara 1 - SMPN 3 Pandih Batu - MAN Maliku - Universitas Palangka Raya. *Organisasi yang diikuti: - Pramuka - KNPI - Persaudaraan Setia Hati Terate

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buku

21 Februari 2021   07:00 Diperbarui: 21 Februari 2021   07:15 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembangunan akhir-akhir ini memang sudah berkembang pesat dibanding sepuluh atau belasan tahun lalu terutama di wilayah pedesaan. Namun pembangunan ini sebagian besar hanya bertumpu pada perbaikan infrasruktur saja. 

Selain sumber daya alam, negara kita juga memiliki kekayaan sumber daya manusia (masyarakat). Sebagian orang memiliki pola pikir bahwa pengembangan sumber daya masyarakat hanya dilakukan di sekolah-sekolah formal. Mereka tidak mempertimbangkan bahwa kemampuan masyarakat atau generasi penerus dapat dikembangkan di lingkungan hidup sehari-hari.

Pembangunan sumber daya masyarakat dapat ditempuh dengan berbagai macam cara, misalnya mengkampanyekan budaya membaca disertai dengan penyediaan fasilitas penunjang yaitu perpustakaan. 

Seandainya untuk membuat perpustakaan besar dirasa terlalu berat, bisa dimulai dengan membuat rumah-rumah atau taman-taman baca. Rumah atau taman baca menjadi alternatif konsep yang cukup membantu dalam membangkitkan budaya membaca masyarakat.

Pemeran utama dalam gerakan literasi membaca ini kebanyakan adalah para pemuda yang aktif berkegiatan atau berorganisasi, seperti Pramuka. Disamping itu, para pemerhati pendidikan juga tentu mendukung kegiatan semacam ini. Tinggal bagaimana masyarakat dalam menanggapi munculnya gerakan literasi ini. 

Mungkin ada yang mendukung, mungkin juga ada yang kurang sepaham. Itu semua adalah kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi melihat kemajemukan masyarakat yang ada di negara kita.

Kendala yang menjadi penghalang terbentuknya rumah atau taman baca khususnya di pedesaan adalah ketersediaan buku-buku bacaan. Akan sangat lucu jika terdapat taman baca yang koleksi bukunya hanya bisa dihitung dengan jari. Meskipun tidak ada batasan minimal buku yang harus tersedia, namun setidaknya ada buku yang dapat dibaca sesuai kalangan usia masing-masing. 

Buku-buku hanya bisa diperoleh di perkotaan karena memang toko buku sebagian besar berada di kota. Alternatif lain adalah dengan menggunakan e-book. 

Meskipun tidak sedikit juga kendala yang dialami, seperti alat (ponsel atau komputer), sinyal, dan paket data. Di wilayah desa sudah tidak asing lagi dengan lemahnya jaringan internet, ini juga menjadi satu tantangan lain.

Kantan Muara, 21 Februari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun