Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Koalisi, Apa Oposisi, Kawan atau Lawan?

15 Juli 2017   15:52 Diperbarui: 15 Juli 2017   16:35 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dua kesebelasan akan bertanding. Stadion sudah penuh sesak dengan penonton. Yel-yel pun telah bersahutan.

Tim A sudah siap tempur. Pun, Tim B, telah siap meladeni. Tiba-tiba pelatih Tim A, memanggil seluruh pemainnya.

" Begini, saya sebagai pelatih sudah ambil keputusan. Taktik yang lama akan saya ganti. Ini pertandingan puncak, situasi yang genting, saya putuskan ganti pola permainan. Kita harus lebih menyerang. Pola kemarin monoton. Kita selalu jadi bulan-bulanan," kata si pelatih panjang lebar.

Semua pemain terdiam serius menyimak. Sampai si pelatih melanjutkan petuahnya.

" Kamu, walau pemain baru, bukan pemain yang telah lama ikut saya, saya percaya pada kamu. Tolong jaga garis pertahanan kita. Jaga ritme pola baru permainan kita," kata si pelatih sambil menunjuk dada si pemain yang disebutnya pemain baru.

Si pemain baru itu manggut-manggut saja. " Kepada semua pemain, tolong jaga dan terapkan pola permainan baru kita yah.." ujar si pelatih.

" Siap, siap, " serempak semua pemain mengiyakan.

Pertandingan babak pertama pun dimulai. Pertandingan berjalan seru. Benar saja, dengan pola permainan baru, Tim A tampil lebih menyerang. Serangan demi serangan mengalir membombardir pertahanan Tim B.

Tapi Tim B tak mau kalah. Ikut garang menyerang. Sampai kemudian gol pun terjadi. Tim A, sukses menceploskan gol ke gawang Tim B. Merasa ketinggalan, Tim B balik menyerang. Sampai kemudian blunder pun terjadi.

Si pemain yang dipercaya jadi palang pintu pertahanan seperti tak terlalu trengginas menghalau serangan lawan. Bahkan kesalahan besar pun terjadi, dalam sebuah kemelut di jantung pertahanan, si palang pintu pertahanan malah melakukan kesalahan fatal. Harusnya ia mengahalau saja bola itu. Tapi yang terjadi, ia malah memainkan bola, berkelit dan bergaya ala pemain tengah atau striker. Padahal sedang terjadi kemelut. Situasi tengah genting, karena gawang sedang diancam lawan.

Alhasil, striker Tim B pun dengan mudah merebut bola, lalu  menceploskan bola ke gawang Tim A. Kiper Tim A hanya bisa melongo. Ia tak menyangka bakal terjadi gol. Padahal sudah yakin, bola bakal menjauh dari wilayah pertahanan.  Sebab si palang pintu tinggal menyepak jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun