Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Saat Amien Rais Bicara Money Politics dan "Pak Kowi"

12 Maret 2019   18:41 Diperbarui: 12 Maret 2019   18:52 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mantan Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais hadir jadi salah satu pembicara di diskusi Topic of The Week yang merupakan diskusi rutin yang digelar Sekretariat Nasional Prabowo-Sandiaga (Seknas Prabowo-Sandi). Diskusi Topic of the Week Seknas Prabowo sendiri yang digekar Selasa (12/3/2019) mengambil tema " Tolak Money Politics". 

Selain Amien, diskusi juga menghadirkan Ferry Mursyidan Baldan, Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ledia Hanafi Amaliah, Anggota DPR dari PKS, Ferry Juliantoro, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra dan Haris Rusli Moti, mantan aktivis sebagai narasumber.Seperti biasa, Ketua Seknas Prabowo M Taufik membuka diskusi. Dalam kata sambutannya, Taufik mengatakan diskusi rutin di Seknas sengaja mengambil tema money politics. Sebab kata dia, saat ini kasat mata presiden yang juga capres petahana bagi duit. Tapi yang ia sayangkan,  semua tenang-tenang saja, mulai dari  Bawaslu hingga polisi. "  Tapi giliran Ahmad Dhani mau konser disetop," katanya.

Taufik menambahkan,  Seknas sendiri telah membentuk laskar anti kecurangan. Laskar ini dibentuk di Jateng, Jatim dan Jabar. Kenapa kubu Prabowo buyui laskar, kata Taufik, karena pemilu harus dikawal. " Sebab  nampak terasa indikasi ke arah sana ada. Bawaslu tidak bertindak. Kami beberapa lapor tidak pernah ditanggapi. Mari kita laporkan ke yang Maha Kuasa, supaya suara langit berpihak. Kini sisa beberapa waktu 30 harian lebih kita harus terus bergerak dan mengantisipasi langkah-langkah sebelah atas kecurangan-kecurangan," tuturnya.

Kata Taufik, money politics sangat terlihat. Di Jakarta, indikasi itu sudah ada. Katanya, yang menarik di Jakarta, ada yang bagi duit pakai amplop. Juga yang bagi sembako yang ditebar ke seluruh Jakarta. " Tapi seperti Pilkada Jakarta,  suaranya tetap ke kita," katanya.

Baru setelah itu diskusi dimulai. Amien Rais tampil sebagai pembicara pertama. Ia seperti biasa langsung tancap gas. Kata Amien, kalau bicara menolak politik uang, maka tidak boleh, semuanya  kehilangan wawasan bahwa politik uang itu merupakan bagian dari yang tak terpisahkan dari kebudayaan. Masyarakat yang tidak dididik untuk mempunyai fondasi moral yang kuat, biasanya gampang untuk menyembah "uang".

" Meminjam istilah Injil lagi, tidak mungkin menyembah uang dan Tuhan dalam waktu yang sama. Repotnya Tuhan gaib tidak pernah menampakkan diri, sementara uang itu riil. Sehingga tidak aneh umumnya manusia utamakan uang yang cash, daripada Tuhan yang tidak kelihatan," kata dia.

Amien menambahkan, di negeri ini, mungkin semua pakai uang. Ia contohkan, saat mengurus KTP di kelurahan, atau mengurus izin kecamatan sampai ke departemen,  mesti pakai pelicin dengan uang. "Kalau uang itu hanya menyentuh pak lurah, camat, bupati, wali kota, itu mungkin damage control masih mudah. Untuk membatasi kehancuran itu lebih mudah. Tetapi kalau yang terkena itu pucuknya negara, ini adalah tanda-tanda sebuah kiamat kecil," kata Amien.

Kalau sudah pemimpin tergoda dengan uang, itu sudah tanda kiamat bagi bangsa. Amien lantas menyinggung soal Ahok. Katanya, ia masih ingat ketika Ahok dalam briefing dengan Pemda Jakarta pernah mengatakan sesuatu.

"Eh saya kasih tahu ya, Pak jokowi itu menang presiden karena pengembang. Pengembang yang membayari kemenangan Pak Kowi. Orang Indonesia kalau Suharto panggilnya Pak Harto, sukarno Pak Karno, ini Pak Kowi," kata dia.

Jadi kata Amien,  politik uang ini bukan sekadar anggota DPR membayar calon konstituen. Membayar pemilih agar bisa sampai ke Senayan. Tapi ini masih ecek-ecek. Tapi yang sangat besar itu kalau sudah menyangkut pucuk pimpinan negara.

" Jadi money politics bahaya kalau masuk ke unsur-unsur di atas itu.
Sesungguhnya money politics ini sudah masuk ke segenap sel bangsa kita. Istilah kasih uang habis perkara itu saya kira betul. Kasus apapun bisa dinegosiasikan. Secara hukum tidak pernah menyentuh yang kuat yang dilindungi kekuasaan. Tumpul ke kawan sendiri, tajam ke lawan politik," ujar Amien.

Amien menegaskan, saat ini apa yang tidak menggunakan uang.  Penerimaan mahasiswa baru saja pakai uang.   Jadi orang mau masuk akademi ini dan itu, kadang diam-diam ada unsur "duit". Bahkan dalam sebuah partai besar, kadang-kadang untuk menjadi ketua komisi, atau wakil ketua komisi, sekjen, dan lain-lain, katanya ada uangnya.

" Untuk mengganti sebuah nomor urut, bisa digeser. Kalau nomor 1 bisa bayar 10, datang orang bayar 20 diganti. Jadi memang ini sudah masuk ke sumsum bangsa indonesia. Ada yang katakan money sudah jadi DNA bangsa kita," ujarnya.

Jadi memang lanjut Amien,  uang adalah sesuatu yang menyebabkan bagaimana sebuah bangsa itu bisa maju atau  survive. Tapi uang yang kemudian menyebabkan moral menjadi kandas.

Sekarang ini menjelang April, para pemuja uang sudah menggunakan cara paling vulgar. Mereka coba  menaklukkan rakyatnya supaya memilih pasangan tertentu. " Apalagi kalau bukan dengan uang, sembako, segala macamlah. Karena itu, saya malah sesungguhnya berbeda dengan kebanyakan teman. Semakin itu dilakukan semakin besar kemungkinan kalahnya. Memang kalau dibandingkan dengan 01, Prabowo-Sandi cekak. Cekak uangnya, tak punya media mainstream, tak punya dukungan global dari negara tertentu," urai Amien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun