Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Mudik ke Kampung Keabadian

21 April 2022   09:21 Diperbarui: 23 April 2022   07:50 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Adlan via Unsplash

Sekian masa ku merantau di negeri bumi
Hanya demi mencari bekal
Tuk kembali pulang
Ke kampung keabadian

Sebab seanggun apa dunia hendak merayuku
Tetap saja, ia hanya serupa bayangan
Yang kan lenyap kala ditelan kabut masa

Seelok apa paras yang ia poles
Ia tetap bukan kampung halamanku

Sesilau apa kumpulan emas dan mutiara ia hiaskan
Nilainya hanyalah semu

Aku bersyukur
Tuhan masih melimpahiku segala kemurahan
Hingga ku mampu mengurai tirai-tirai kefanaan

Kala kukumpulkan pundi-pundi fatamorgana
ia tak lebih kuanggap sebagai bekal
Untuk menghela nafas sebentar
Ketika ku masih berada di perantauan

Kegenggam lagi erat-erat tekadku
Untuk mencari bekal kehidupan yang hakiki
Bertumpu segala daya yang telah ia titipkan

Sementara tugas utamaku di perantauan ini adalah untuk menghamba, menanam dan merawat
Serta menahan diriku
Dari hasrat berbuat fasad

21 April 2022

*Fasad: kerusakan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun