Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Urgensi Menghindari Rasa Putus Asa dalam Berbuat Kebaikan

13 November 2021   13:33 Diperbarui: 14 November 2021   08:35 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menolong orang lain sebagai bagian dari beramal kebaikan (Dictio)

Iblis seakan mulai menyadari bahwa usia hidupnya yang sangat panjang di alam dunia yang hanya ia pergunakan untuk menyesatkan anak cucu Nabi Adam, tentu hal itu juga akan melahirkan dosa-dosa yang tiada terkira jumlahnya. Maka dari itu, ia pun meminta tolong kepada Nabi Musa agar memperoleh cara untuk menghapus dosa-dosanya tersebut dari Allah SWT secara langsung.

Nabi Musa yang memperoleh permintaan istimewa dari Iblis ini, maka beliau tidak menyia-nyiakannya. Tidak terbayang, betapa tentramnya alam dunia jika si Iblis benar-benar mewujudkan niat mulia tersebut. Maka, beliau pun meminta petunjuk kepada Allah untuk mendapat jawaban atas permintaan Iblis.

Allah mengabarkan kepada Nabi Musa bahwa jika sang mantan bendaharawan surga itu benar-benar berkeinginan untuk mentaubati dosa-dosanya, maka sebelumnya ia harus melakukan perintah yang dulu belum sempat ia lakukan.

Adapun perintah tersebut adalah ia harus bersujud di hadapan Nabi Adam sebagai tanda penghormatannya kepada Nabi Adam dan semua makhluk yang bernama manusia. Dan oleh karena waktu itu Nabi Adam sudah wafat, maka sosok yang dulu bernama Azazil ini harus bersujud di depan makamnya.

Akan tetapi, Iblis yang masih mengakui dirinya itu lebih mulia dibandingkan Nabi Adam dan seluruh makhluk yang lain, hal itu menyebabkan dirinya enggan untuk mematuhi perintah Allah tersebut.

Dalam angannya terbersit pemikiran untuk tetap membangkang, bagaimana mungkin ia akan bersujud di hadapan makam Nabi Adam, sementara ketika Adam hidup pun ia tidak akan pernah melakukannya.

Oleh karena sikap Iblis yang tetap membangkang inilah, maka ia pun tetap menjadi makhluk yang berputus asa dari rahmat Allah hingga hari kiamat kelak.

Dari kisah tersebut kiranya kita dapat mengambil sebuah pelajaran dari sifat putus asa Iblis yang menjadikannya tetap sebagai makhluk yang terlaknat. 

Darinya kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa sifat putus asa ternyata memiliki potensi akan menjauhkan seseorang dari keinginan untuk memperbaiki diri.

Oleh sebab itulah, dengan menjauhi sifat putus asa dari dalam diri kita, maka hal ini akan membuka peluang kita untuk menjadi pribadi yang semakin baik dari waktu ke waktu.

Berkait dengan keadaan ini, di dalam QS Az-Zumar ayat 53 Allah SWT juga telah menjelaskan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun