Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ikhtiar Menundukkan Hawa Nafsu

8 Mei 2021   08:46 Diperbarui: 8 Mei 2021   13:21 2107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi shopaholic sebagai salah satu gejala menuruti hawa nafsu (okezone)

Kawan, sebagaimana telah kita ketahui bahwa setiap manusia pastinya memiliki keinginan-keinginan atau hawa nafsu. Dimana dengan berbekal nafsu ini manusia dapat menjalankan kehidupannya secara wajar sebagai makhluk hidup di alam dunia ini atau sebaliknya.

Berbagai macam kebutuhan manusia seperti halnya makan, minum, tidur, bekerja, belajar dan aktivitas yang lainnya pasti melibatkan nafsu di dalamnya. Karena itu, secara alamiah nafsu bukanlah perkara yang kehadirannya selalu mengajak pada keburukan.

Kendati demikian, sebagian nafsu pada diri manusia ternyata seringkali berkecenderungan untuk mengajak pada perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari aturan-aturan atau syariat-syariat yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Sebab itulah, di dalam ajaran agama Islam terdapat anjuran yang kuat atau perintah untuk mengendalikan hawa nafsu ini.

Dalam hal ini manusia tidak diperintahkan untuk menghilangkan hawa nafsu sama sekali, namun hanya diperintahkan untuk memiliki kendali yang penuh atas nafsu tersebut agar mereka selamat dari jebakan dan bermacam godaan yang berpotensi akan menjerumuskan mereka. Imam Abu Hamid al-Ghazali telah menjelaskan di dalam kitab Ihya' 'Ulumuddin:

"Kebahagiaan seseorang itu seluruhnya adalah manakala ia telah mampu menguasai nafsunya. Dan kesengsaraan itu adalah ketika seseorang sedang dikuasai oleh hawa nafsunya."

Baca Juga: Pembagian Nafsu Manusia dalam Al-Qur'an

Tentu saja upaya untuk mengendalikan hawa nafsu ini bukanlah perkara yang mudah. Hal ini dikarenakan karakter hawa nafsu pada diri kita itu bukanlah perkara yang tampak dalam pandangan kasat mata. Selain itu, ia pun memiliki kecenderungan untuk senantiasa mengajak pada berbagai macam kenikmatan dunia.

Faktor lain yang menjadi penyebab bahwa nafsu itu menjadi musuh yang paling berat dan berbahaya adalah karena kita sedang berhadapan dengan diri kita sendiri. Jika kita yang tak mampu memandang secara jernih ke dalam diri kita sendiri tentu akan dengan mudah tertipu karena menganggap diri kita ini sudah baik adanya bahkan merasa bahwa diri kita lah yang paling baik diantara yang lainnya. Padahal pada kenyataannya bisa saja justru sebaliknya.

Hawa nafsu yang begitu mudahnya menyelinap kepada diri kita bisa saja akan menyebabkan kita menjadi lalai sehingga memunculkan perilaku-perilaku yang tercela seperti 'ujub, dengki, merendahkan orang lain, berdusta, memakan dari hasil yang haram, dan lain sebagainya.

Sobat, untuk mengendalikan hawa nafsu ini menurut pendapat Syekh Abdul Wahhab asy-Sya'roni ada dua hal. Yang pertama adalah dengan cara berpuasa. Dengan berpuasa kita tidak hanya dilatih untuk menahan diri dari aktivitas menahan tidak makan dan tidak minum saja. Akan tetapi kita pun dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu kita dari berbagai keinginan yang tidak terlalu penting. Meskipun hal itu pada dasarnya adalah perkara mubah atau diperbolehkan.

Misalnya saja, kita dilatih untuk menahan keinginan untuk selalu berpenampilan mengikuti trend mode pakaian yang ada meski dari pertimbangan aspek finansial mungkin kita masih cukup mampu untuk mengikutinya. Tujuannya adalah agar kita dapat menjadi lebih peka dengan keadaan di sekeliling kita yang barangkali sangat membutuhkan harta.

Dengan memahami keadaan mereka lebih membutuhkan "uluran tangan" ini barangkali akan dapat menjadi pengetuk bagi nurani kita untuk bersedia menyisihkan sebagian harta yang awalnya kita alokasikan untuk mengikuti trend demi kebutuhan yang lebih penting, yakni membantu orang lain yang lebih membutuhkan.

Bisa saja harta yang nilainya tidak begitu seberapa dalam pandangan kita itu merupakan jumlah yang sangat berharga bagi pihak yang lain karena mereka benar-benar sedang membutuhkannya. Dengan mempraktikkan hal-hal yang demikian kiranya akan dapat melatih diri kita agar semakin menjauh dari sikap tamak, egois, mementingkan diri sendiri, dan lain sebagainya.

Adapun cara yang kedua yang dapat ditempuh untuk menundukkan hawa nafsu ini adalah sebagaimana diterangkan dalam kitab al-Minahus Saniyyah, yakni dengan mengurangi tidur. Mengurangi tidur bukan berarti kita begadang dengan ragam kegiatan yang mubadzir atau sia-sia.

Akan tetapi, tujuan kita mengurangi tidur ini adalah untuk melakukan bermacam aktivitas yang dapat semakin mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Misalnya, dengan malaksanakan qiyamul lail, melaksanakan shalat malam, memperbanyak dzikir, serta bermunajat kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah SAW yang terjemahnya sebagai berikut:

"Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (menghidupkan waktu malam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT) karena sesungguhnya qiyamul lail itu merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Dan qiyamul lail ini dapat semakin mendekatkan diri (kalian) pada Tuhan kalian, dapat menghindarkan diri (kalian) dari keburukan-keburukan serta dapat mencegah kalian dari perbuatan dosa." (HR at-Tirmidzi)

Semoga kita senantiasa dikaruniai kekuatan oleh Allah SWT untuk senantiasa menjauhkan diri kita dari hawa nafsu yang hanya akan mengantarkan pada kenikmatan yang sesaat. Dan semoga Allah SWT memberikan kita taufiq, hidayah dan ma'unah-Nya kepada kita sehingga kita dapat mengekang segala hawa nafsu kita agar senantiasa terarah pada perkara-perkara yang diridhai-Nya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun