Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ragam Keadaan Manusia dalam Menerima Hidayah dan Ilmu

1 Mei 2021   07:55 Diperbarui: 1 Mei 2021   08:52 3348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ruang kelas sebagai salah satu media untuk menyampaikan ilmu (CDC via Unsplash) 

Kawan, pada keterangan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Perumpamaan hidayah dan ilmu yang Allah utus padaku untuk menyampaikannya adalah ibarat hujan deras yang jatuh ke permukaan bumi. Diantara bumi (tanah) itu ada yang dapat menyimpan air sehingga ia mampu menumbuhkan rerumputan dan pepohonan. Diantaranya lagi ada yang mampu menahan air di atasnya sehingga manusia dapat memanfaatkannya untuk kebutuhan minum dan bercocok tanam. Dan diantaranya ada juga kelompok tanah yang tidak dapat menahan air di atasnya maupun menumbuhkan pepohonan. Ketiga jenis tanah itu adalah gambaran atas keadaan seorang yang cerdas (faqih) dalam agama Allah, sehingga ia dapat memanfaatkan perkara apa saja yang Allah utus kepadaku untuk menyampaikannya. Dia adalah kelompok orang yang paham dan juga dapat memberi pemahaman (kepada orang lain). Demikian juga permisalan tanah lainnya adalah golongan orang yang tidak mendongakkan kepalanya (karena sombong atas ilmunya). Kemudian juga gambaran atas keadaan manusia yang tak mampu menerima hidayah Allah dimana aku telah diutus untuk menyampaikannya.”

Kawan, berdasarkan keterangan pada hadits tersebut dapat kita simpulkan bahwa perumpamaan keadaan manusia dalam menerima hidayah maupun ilmu dari Allah SWT adalah ibarat air hujan yang jatuh ke permukaan bumi pada tiga jenis keadaan tanah.

Adapun jenis tanah yang pertama adalah tanah yang begitu subur dan dapat menyimpan air. Gabungan antara kesuburan pada tanah dan air yang dikandungnya akan mampu memberi manfaat untuk dapat menumbuhkan pepohonan, menumbuhkan rerumputan serta dapat menjadikan tumbuh-tumbuhan itu berkembang dengan baik di atasnya. Jenis tanah inilah yang paling baik dan paling bermanfaat bagi seluruh makhluk karena kemudahannya untuk diolah untuk pertumbuhan tanaman.

Adapun jenis tanah yang kedua adalah jenis yang tidak begitu subur namun ia mampu menahan air di atasnya. Sehingga dalam jumlahnya yang begitu luas, tanah ini dapat membentuk sungai atau membentuk danau, dimana dari keberadaan sungai atau danau tersebut siapa saja dapat memanfaatkan air yang berada di atasnya, seperti untuk kebutuhan minum, memberikan minuman untuk binatang ternak, serta kebutuhan untuk mengairi lahan pertanian dan lain sebagainya.

Sedangkan jenis tanah yang ketiga adalah jenis tanah berpasir yang tidak mampu menahan air dengan baik. Ketika air disiramkan dari atasnya maka yang terjadi adalah air tersebut dengan mudahnya menerobos hingga ke bawah tanah. Sehingga amat sedikit sisa-sisa air yang ada di permukaannya. Karena sedikitnya air yang dapat tertampung dan ditahan oleh tanah berpasir ini maka tentu akan sulit bagi tumbuh-tumbuhan untuk dapat bertahan hidup di atasnya kecuali dengan siraman yang dilakukan secara terus menerus.

Kawan, ketiga jenis tanah itu merupakan perumpamaan atau gambaran bagi siapa saja dalam menerima hidayah dan ilmu Allah dari SWT yang telah disampaikan melalui Rasulullah SAW, para sahabat, tabi’in, dan para ‘ulama sebagai pewaris para nabi.

Diantara mereka ada golongan pertama yang mampu menerima dan memahami dengan baik hidayah dan ilmu yang telah disampaikan kepadanya sehingga mereka pun dapat mengamalkan ilmu tersebut dan mengajarkannya kepada orang lain. Golongan pertama ini adalah golongan yang terbaik sebab mereka memiliki manfaat yang paling besar bagi makhluk lainnya.

Berikutnya, ada juga golongan kedua yang dapat menerima hidayah dan ilmu dengan baik namun mereka masih belum dapat mengamalkannya secara sempurna, baik hidayah maupun ilmu tersebut. Golongan yang kedua ini masih dalam kategori yang cukup baik sebab mereka masih dapat memberikan manfaat kepada manusia lainnya meskipun jumlahnya terbatas. Selain itu, berbekal keadaan ilmu dan terbatasnya amal yang mampu ia perbuat setidaknya hal ini akan menjadikannya sebagai seseorang yang tidak sombong atas ilmunya.

Adapun golongan yang ketiga adalah golongan yang tidak dapat menerima hidayah maupun ilmu dengan baik sehingga membutuhkan proses yang berulang-ulang, membutuhkan ketelatenan, kesabaran dan bahkan perhatian khusus dalam proses penyampaian ilmu itu agar mereka benar-benar paham dan dapat melaksanakan apa saja yang telah mereka pelajari.

Kawan, bagi siapa saja yang berkedudukan sebagai seorang pengajar atau penyampai ilmu, hendaknya yang menjadi fokus perhatian adalah seluruh peserta didik, baik mereka yang mampu menyerap pelajaran dengan baik maupun mereka yang biasa-biasa saja kemampuan belajarnya. Sehingga dengan adanya fokus yang tak pandang bulu atas seluruh peserta didik ini maka diharap akan menumbuhkan tingkat pemahaman mereka dengan lebih sempurna. 

Demikian pula sebaliknya. Bagi para penuntut ilmu juga harus senantiasa tidak mudah berputus asa dalam proses belajar yang dilalui. Sebab dengan berbekal ketekunan dan ketelatenan dalam belajar, bimbingan dari para pengajar, serta doa yang tidak henti-hentinya dimunajatkan, siapa saja kelak akan sangat berpeluang untuk semakin dapat memahami apa saja mereka pelajari saat itu. Bahkan tidak hanya itu, mereka pun berkesempatan untuk dapat memanfaatkan ilmu tersebut untuk tujuan kemaslahatan di masa kelak.

Dengan demikian, maka para pencari ilmu sebaiknya harus senantiasa menjaga himmah atau semangat dalam proses mencari ilmu. Sebab ilmu merupakan sarana untuk meningkatkan derajat seorang hamba di sisi Allah SWT sekaligus menjadi wasilah pengantar kebahagiaan hidup baik ketika berada di dunia maupun ketika berada di akhirat kelak. Hal ini sebagaimana diterangkan di dalam QS Al-Mujadilah ayat 11 yang terjemahnya sebagai berikut:

“Allah SWT akan meningkatkan derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberikan ilmu dengan beberapa tingkatan. Dan Allah Maha Mengetahui atas apa yang kalian kerjakan.”

Kawan, dengan memiliki ilmu maka akan menjadi penuntun bagi siapa saja untuk semakin mengenal ayat-ayat Allah SWT baik yang terdapat pada penciptaan alam semesta, yang terdapat pada diri mereka sendiri, maupun yang telah tertulis di dalam Al-Quran Al-Karim. 

Dengan demikian, berbekal ilmu yang dimiliki sepatutnya juga akan mengantar siapa saja menjadi semakin yakin, semakin beriman atas keberadaan Allah SWT melalui bukti-bukti atas segala ciptaan-Nya yang telah mereka pahami keberadaannya beserta segala hikmah yang dikandungnya.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita sehingga kita senantiasa memiliki semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu, dalam mengamalkan ilmu, serta menyampaikan ilmu kepada siapa saja untuk mendapat ridha Allah SWT. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun