Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

3 Etika Menulis Diary di Media Sosial

29 Januari 2021   06:00 Diperbarui: 29 Januari 2021   18:08 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis diary di media sosial (marketingland) 

Sebelum mengawali tulisan ini, saya ingin menyampaikan bahwa sebenarnya tak ada maksud sedikit pun dari saya untuk menjadi polisi moral dan apalagi menjadi hakim atas kegiatan siapa saja yang menggunakan media sosial sebagai wahana untuk menulis diary. 

Terlebih lagi, pada artikel saya sebelumnya (28/1) yang mungkin masih terasa hangat dalam ingatan, saya justru mengagihkan tulisan tentang manfaat menulis diary, baik itu yang sifatnya tertutup maupun terbuka. 

Anggaplah apa yang saya sampaikan dalam coretan sederhana ini hanya sebatas saran dari seorang kawan atas sahabat lainnya. 

Sehingga, manakala saran saya ini dianggap ada manfaatnya silakan digunakan. Pun sebaliknya, jika ia dipandang nirfaedah oleh siapa saja yang membacanya, maka ia juga sangat boleh untuk ditinggalkan. Bagaimana? Setuju? 

Baik. Kita mulai kalau begitu. 

Pada saat menulis diary di ruang publik misalnya di medsos, blog maupun laman menulis lainnya, ada beberapa hal yang sebaiknya patut kita perhatikan sehingga kita tak asal menumpahkan begitu saja apa yang ada dalam benak kita. 

Utamanya adalah berkait dengan hal-hal yang sifatnya sangat pribadi dan rahasia, sehingga manakala ia diumbar begitu saja akan berpeluang menimbulkan penyesalan diri di kemudian hari.

Sebab pada keadaan tertentu, tulisan diary itu laksana pakaian yang kita sandang. Manakala kita sembarangan dalam menyampaikannya, maka bisa jadi ini ibarat kita sembrono dalam mengenakannya. Yang semestinya kita gunakan untuk menutup anggota badan justru kita tanggalkan begitu saja untuk mengumbar kebugilan diri. 

Dan saya rasa, saya tak perlu mencontohkan secara rinci mengenai apa saja yang patut maupun yang tak patut disampaikan dalam diary yang sifatnya terbuka ini. Sebab, saya menganggap siapa saja sudah sangat pandai dalam menentukan perihal yang sifatnya sensitif maupun privasi berkait dengan keadaan diri mereka sendiri. 

Selanjutnya, apa sajakah etika yang perlu kita perhatikan sebelum berurusan dengan kegiatan corat-coret pengalaman pribadi pada ruang publik ini? 

Pertama, Menyadari siapa sasaran pembacanya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun