Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Racun dan Tikus

24 Januari 2021   05:56 Diperbarui: 24 Januari 2021   09:04 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tikus (Alexas Fotos-Pexels)

Saat kita mendapati tikus yang tengah mengusik ketenangan di rumah kita, maka biasanya keputusan tindakan yang kita ambil adalah ingin segera meringkusnya.

Hal ini kita lakukan sebab kita menganggap keberadaan mereka begitu meresahkan, baik itu karena ulah mereka yang biasa mencuri makanan, merusak beberapa buku dan pakaian hingga perabot rumah tangga lainnya. 

Umumnya, cara termudah untuk menyelesaikan kasus tikus di rumah ini adalah dengan memasang perangkap jebakan atau bisa juga dengan menabur racun pada tempat-tempat tertentu dimana ia biasa berlalu lalang. 

Namun, pemasangan perangkap maupun pemberian racun ini tentu harus dibarengi dengan sikap penuh hati-hati dan kecermatan supaya tak terjadi salah sasaran yang justru membahayakan keselamatan maupun jiwa orang-orang sekitar.

Tampilan racun tikus yang biasanya berwarna cerah menjadikan mamalia pengerat ini cenderung tertarik untuk lekas mendekatinya. Sebab mereka tak tahu senyawa apakah yang sebenarnya terkandung di dalam benda yang mirip makanan itu. Yang mereka pahami hanyalah tampilan benda itu dari luar saja yang terlihat sedap saat dipandang sekaligus memancing rasa ingin tahu mereka untuk lekas mendekat. 

Racun tikus ini umumnya berbentuk semacam potongan beras (menir) yang telah diberi warna. Dan manakala sebutir dua butir si tikus tak berdasi itu mencicipinya, maka lekas berpindahlah ia ke alam yang lain. 

Kawan, jika kita memahami secara sekilas mengenai gambaran hubungan antara racun dan tikus pada narasi di atas tadi, kiranya kita dapat menganalogikan racun ini sebagai benda apa saja yang dapat digunakan untuk memikat makhluk lain dengan tujuan untuk melumpuhkan mereka. 

Dan manakala kita ambil pendekatan dari pengertian ini, maka dalam kehidupan sehari-hari kita pun pastinya akan sangat akrab berjumpa dengan racun-racun ini. 

Misalnya, ada seseorang yang ingin berusaha melumpuhkan atau memanfaatkan kemampuan pihak yang lain, maka ia tinggal menyodori saja racun berupa materi sebagai pelicin atas ambisinya. 

Begitu seseorang itu telah mabuk dengan materi yang diumpan, maka dengan mudah ia akan dapat dibekuk, ditekuk dan dimanfaatkan begitu saja sesuai dengan kemauan si pemberinya. Sehingga materi di sini tak ubahnya racun yang digunakan untuk memperdaya pihak lainnya.

Selain contoh yang abstrak ini, kiranya kita juga dapat membawanya pada banyak realitas lain. Misalnya saja barkait dengan fakta-fakta yang muncul di permukaan mengenai komunitas yang mudah diperdaya dengan materi fajar saat helatan lima tahunan. Konstitusi yang sangat rentan diperdaya dengan mahar politik. Dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun