Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bagian VII: Mimpi Fenomenal Sang Raja

16 November 2020   09:49 Diperbarui: 17 November 2020   10:44 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Al-Qur'an (Unsplash, edited) 

Usai mendengar keseluruhan cerita dari kawannya, Yusuf pun berusaha menafsirkan mimpi itu. Kepadanya ia menjelaskan, maksud mimpi tersebut adalah bahwa kondisi Kerajaan Mesir pada beberapa masa mendatang akan mengalami 7 musim panen raya dan 7 musim paceklik secara bergantian. 

Oleh karenanya, pada waktu itu Yusuf pun menyarankan tiga hal yang harus mereka siapkan untuk menghadapi permasalahan itu. Pertama, agar mereka mampu memaksimalkan hasil pertanian di masa kelak dengan sebaik-baiknya. Kedua, agar mereka mengatur penggunaan hasil pertanian itu sehemat mungkin dengan mengutamakannya secara khusus untuk kebutuhan konsumsi.

Sedangkan untuk saran ketiga darinya adalah, agar mereka menggunakan sebagian kecil dari hasil pertanian itu untuk kebutuhan benih--kebutuhan masa tanam kelak. Dengan demikian, kerajaan berkemungkinan tidak akan mengalami kekurangan bahan pangan pada musim paceklik kelak.

Yusuf juga menambahkan penjelasannya, barulah setelah mengalami 7 kali pergantian musim itu secara silih berganti, kerajaan akan memperoleh kembali hujan yang teramat deras sehingga kian suburlah tanahnya dan melimpahlah hasil pertaniannya, dimana orang-orang akan kembali dapat memeras anggur dari hasil panen yang melimpah itu.

Setelah mendapat penjelasan yang sangat rinci dari kawannya itu, sang pemuda itu pun berpamitan pada Yusuf untuk menyampaikan hasil takwil yang telah dijelaskannya. Selain itu, ia juga berjanji akan memperjuangkan kebebasan untuk sahabatnya tadi. 

***

Kawan, berdasarkan potongan kisah dari Nabi Yusuf tersebut kiranya kita dapat mengambil beberapa kesimpulan. Pertama, seseorang yang memiliki keahlian di bidang tertentu tetap saja ia adalah sosok yang kemungkinan akan selalu dicari-cari oleh pihak lain meski ia sedang berada di tempat yang jauh dan bahkan terpencil sekalipun. 

Hal ini dikarenakan adanya nilai manfaat yang dapat diperoleh orang lain dengan menemuinya itu, sehingga mereka pun berkenan untuk mengorbankan waktu dan tenaga demi menemuinya. 

Dengan demikian, pada saatnya nanti, orang yang memiliki keahlian itu bukanlah sosok yang akan mencari tapi sebagai sosok yang dicari oleh pihak lain, sebab adanya kelebihan potensi manfaat yang mampu ia berikan pada orang lainnya. 

Kedua, hikmah yang dapat kita petik dari kisah--khususnya pesan--Nabi Yusuf di atas adalah mengenai pentingnya kemampuan untuk menyiasati perubahan zaman dengan mengamati tanda-tanda yang ada. 

Dengan berbekal kemampuan yang demikian, maka seseorang memiliki kemungkinan akan mampu bersikap bijak manakala ia telah memperoleh keberuntungan yang berlimpah di masa kini dan tetap berbesar hati manakala ia sedang menjalani ujian kekurangberuntungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun