Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Alasan Masyarakat di Desa Saya Masih Banyak Suka Memakai Bakiak

16 September 2020   10:28 Diperbarui: 16 September 2020   18:53 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen pribadi

Dua: Mudah didapat
Untuk hunting bakiak di daerah saya, biasanya cukup dengan mendatangi toko-toko kelontong terdekat. Sebab kebanyakan toko kelontong di sini menjual bakiak, selain ia juga menyediakan aneka kebutuhan pokok rumah tangga. 

Selain itu, karena begitu populernya bahkan bakiak tidak hanya dapat ditemui di toko kelontong, tapi juga tersedia di toko alat-alat pertukangan. Ini menjadi bukti bahwa bakiak memang barang yang begitu mudah diperoleh di daerah kami.

Tiga: Mudah tertukar sehingga melatih ketaqwaan
Pada masyarakat di desa saya seringkali terjadi kesalahan yang entah itu disengaja atau tidak, di antara mereka ada yang mengaku bakiaknya telah tertukar dengan bakiak lainnya, pada saat sepulang shalat di surau atau pulang kondangan yasinan. 

Dan biasanya, pihak yang tertukar bakiaknya itu dengan kerelaaan hati pada akhirnya memakai bakiak lusuh yang ada di hadapan mereka.

Setelah itu, mereka biasanya berharap barangkali orang yang telah mengambil bakiaknya itu akan terbuka hatinya setelah mengambil barang yang bukan miliknya itu, sehingga berniat untuk mengembalikannya lagi pada esok hari.

Perihal kerelaan hati pihak yang ditukar bakiaknya ini telah membuat saya menduga bahwa mereka yang kehilangan ini secara tidak langsung telah memiliki auto kesadaran untuk mendoakan orang lain supaya menjadi pribadi yang lebih baik. 

Buah dari kebaikan doa ini adalah kembalinya bakiak mereka ke tempat semula, barangkali. Dari hal ini semakin menegaskan bahwa bakiak merupakan simbol dari perilaku taqwa yang tercermin dalam tingkah keseharian mereka yang memakainya.

Empat: Alat Pelindung Diri
Di tengah keasyikan mereka yang sedang mandi atau buang hajat, barangkali mereka akan menjumpai sesosok makhluk yang menjijikkan dan menyeramkan, seperti kecoak ataupun kelabang. 

Jika mereka berada dalam kondisi ini dan tengah menggunakan bakiak, maka kemungkinan tidak akan lagi panik apalagi sampai berjingkat, sebab salah mendarat sedikit saja mereka bisa rawan gegar otak. 

Secara tidak langsung, mereka yang menggunakan bakiak ini berarti telah mengenakan alat pelindung diri dari ancaman hewan itu. Sebab, manakala hewan genit itu tetap nekad hendak menyergap kaki, maka cukup dengan sekali hentakan kaki saja habislah masa singgah hewan pengganggu itu di dunia.

Lima: Keunikan yang mengajarkan kesetaraan
Bakiak tradisional yang biasanya ditemukan, umumnya terdiri dari dua jenis: jenis bakiak yang dipakai untuk laki-laki dan untuk perempuan. Lewat sandal bakiak ini pula lah terdapat pelajaran tentang kesetaraan gender. Yakni meski bentuk, ukuran, dan pemakainya berbeda, namun harga jualnya tetap sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun