Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mudik Dibedakan Arti dengan Pulang Kampung, Siapa Peduli?

23 April 2020   23:23 Diperbarui: 23 April 2020   23:38 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada-ada saja dengan presiden kita ini. Di tengah pandemi  corona yang angka statistik kematiannya terus melaju dan disertai ribuan PHK yang akan menimbulkan kerawanana social, presiden malah bikin pernyataan menggelikan.

Ya, menggelikan kalau dikaitkan dengan tujuannya untuk menghambat penularan virus akibat pergerakan orang dari kota ke desa.  

Lain cerita jika klarifikasi "keterlambatan" yang disampaikan di acara TV itu  dijawab dengan "yang terlanjur pulang sudahlah, kita tahan saja yang belum dan jumlahnya jauh lebih banyak". Itu lebih elegan dan saya yakin tidak akan jadi guyonan. Secara hati nurani sayapun tidak rela RI-1 jadi bahan guyonan rakyatnya.

Siapa peduli dengan istilah, rakyat maunya mudik atau pulang kampung karena sudah menjadi budaya sejak lama. Sebagian rakyat jugasadar kalau mudik atau pulang kampung dapat mempercepat penularan covid-19 yang mengguncang dunia itu sehingga meski mau mudik  tetapi bisa menahan diri untuk tidak pergi karena khaewatir kalau saudara atau orang tua bisa tertular.

Baiknya, sebagai pemimpin tertinggi negeri ini lebih fokus memikirkan PSBB yang berdampak pada hilangnya mata pencaharian banyak orang melalui solusi nyata. Atau menyelesaikan masalah kartu prakerja yang dipaksa dirilis di tengah hilangnya jutaan lapangan kerja.

Saya yakin, tidak ada yang akan menggugat kata mudik dibeda artikan dengan pulang kampung. Itu masalah remeh temeh bagi rakyat yang tidak tahu apa yang akan terjadi minggu depan atau bulan depan.

Banyak meme yang beredar, lebih sekedar hiburan dan sedikit tersenyum di tengah ancaman wabah dan ancaman krisis ekonomi

Semoga saja ini yang terakhir. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun