Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dear Pak Amien Rais, Tetaplah di Situ.....

9 Mei 2018   21:51 Diperbarui: 9 Mei 2018   22:14 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagi seorang Amien Rais, sangatlah mudah kalau mau   jadi "Tim Hore".  Itu pasti akan sangat menyenangkan dia dalam menikmati masa pensiunnya.  Tidak ada cacian, makian, sumpah serapah seperti yang diterima sekarang ini. Orang juga tidak akan menggugat ketokohannya dalam gerakan reformasi belasan tahun lalu.

Ya, seperti yang lalu-lalu, mementingkan kesenangan sendiri bukanlah tabiat seorang Amien Rais. Hidup penuh caci-maki dan hinaan dia ambil sebagai konsekuensi dari kritikannya yang tajam dan aktual terhadap pemerintah. Saya yakin itu karena kecintaan bapak terhadap tanah air.

Bapak juga tidak perlu mengklarifikasi ke-lokomotif-an bapak pada masa reformasi karena sejarah sudah mencatat kalau bapak adalah pengambi resiko terbesar dibanding mereka yang mengibarkan bendera reformasi itu sendiri. Mereka hanyalah penumpang kereta yang bapak tarik, yang bersolek sambil tebar pesona ketika bapak berkeringat berdarah-darah menyelamatkan negeri ini dari belenggu orde baru.

Kalau sebagian orang menganggap sikap senewean bapak sebagai rasa frustrasi dan kebelet tak kesampaian jadi presiden, biarlah bapak tak usah membuktikan apa-apa. Sejarah sudah mencatat bahwa pada masa Pemilu Transisi 1999 lalu bapak malah tidak mencalonkan jadi presiden meski bisa menang mutlak karena bapak hampir menjadi tokoh sentral saat itu. Itu lebih dari bukti bahwa bapak tidak mencari kekuasaan.

Dear Pak Amien Rais, tetaplah berada di situ.  Bapak ibarat balsem yang akan memanaskan setiap bagian tubuh tetapi ujungnya menyembuhkan dan menyegarkan. Tim hore tidak ada manfaatnya sama sekali untuk kebaikan negeri ini.

Bapak tidak perlu panggung untuk berperan.Mereka hanya pengamat yang tidak punyak karya. Ibarat komentator bola di televisi yang pandai menganalisa dan membuat strategi tetapi tidak tahu cara bermain bola, bahkan ngurus adminsitrasi pemainpun belum tentu bisa.  

Selamat malam pak, semoga bapak tetap sehat dan bugar di usia senja ini. Saya selalu ingat pesan bapak untuk tidak kesiangan Shalat Shubuh.

Wasallam....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun