Mohon tunggu...
Kang Inun
Kang Inun Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kang Inun lahir di pesisir teluk lada saat matahari baru tersenyum tahun seribu empat ratus tujuh.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ranjang Panas Parlemen

26 April 2012   09:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:05 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ibu Kita Kartini Putri Sejati  Putri Indonesia Harum Namanya. Bait pertama lirik lagu ciptaan Wage Rudolf Supratman yang menggambarkan sosok Kartini yang berjuang untuk bangsa dan emansipasi kaumnya. Wanita tidak boleh lagi di bawah, setara atau bila perlu bisa di atas pria. Minggu lalu kita merayakan seabad lebih pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya. Kini putri-putri bangsa  merasakan nikmatnya posisi di atas laki-laki tersebut. Sebagai umpama kepala negara diemban oleh Ibu Mega.

Wanita pada posisi di atas pria kini sedang hangat-hangatnya. Posisi women on the Top muncul dipermukaan karena menguap akibat panasnya posisi itu. Adegan yang begitu syahdu tak boleh dilupakan, mesti dikenang walau dilarang jika muncul ke permukaan. Raut muka bahagia bisa berada di atas pria terlihat jelas dalam muka si Wanita, walau media serentak memburamkan dan membuyarkannya. Tak usahlah sebut nama karena kita kaya tak bersalah dalam berpraduga.

Parlemen gerah karena panas api cinta dua anggotanya. Ternyata sudah tujuh bulan panas api cinta ini dikandung mereka dan ditutup tabir rahasia membungkam suara, namun dengan kurang ajar dicesar oleh situs dunia maya yang telah sirna. Mungkin kursi DPR telah dingin setelah panas raungan BBM menguap, kini satu dua dari mereka bermain panas-panasan itu di ranjang. Tak Ngeri-ngeri sedap jika di ranjang hanya bermain seorang diri ditemani guling dan televisi, tentu perlu lain pribadi.

Entah mengapa akhir-akhir ini parlemen sering kebocoran. Awal bulan beredar curhat sang presiden, dan minggu ini video cinta antar anggota parlemen yang membara. Serunya, video ini sebelumnya sudah diketahui fraksi mereka sebelum ke tangan kita.

Janganlah meminta kejelasan pada mereka, sampai matipun tak akan pernah mereka membuka seluruh tabir suara walau anggotanya telah membuka seluruh busana. Nikmati saja adegan mereka dan tunggu bumi menelannya. Toh kitapun akan lupa pada kelakuan mereka. Karena buka busana belum tentu buka suara.

Jangan pernah menginginkan mereka diadili, karena keadilan milik pemeran adegan ini. Mata dewi keadilan tertutup sama seperti cupid yang memanah asmara kedua manusia pemeran video syahwat yang memanaskan parlemen.

Satu keinginan kita dari kelakuan nakal video syahwat mereka : rasa malu. Malu telah berbuat tak pantas. Bukan saja tak pantas karena sebagai anggota parlemen yang mewakili suara rakyat melainkan juga malu karena kepercayaan rakyat ke pemerintah bertambah hancur karena telanjangnya kalian. Satu lagi malulah karena telah berani dengan tulus membuka kemaluan yang seharusnya tertutup dan malulah karena sering tidak jujur dan tertutup saat kalian berparlemen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun