Mohon tunggu...
Farid Wajdi
Farid Wajdi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang yang hanya ingin menjadi baik dalam hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Doa Naik Kendaraan (Telah Dilupakan)

28 Februari 2013   11:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:32 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1362051426471882496

Siang tadi ada kajian di masjid kantor saya. Temanya tentang sunnah-sunnah dalam berkendaraan. Tema yang, semula, menurut saya sangat sederhana. Karena biasanya kajian yang bagus itu adalah membahas mengenai tauhid, fikih, atau masalah-masalah islam terkini. Lah, ini malah membahas sesuatu yang biasa banget. Mungkin, layaknya seperti saya juga bahwa kebanyakan dari orang-orang juga berpikir demikian. Masalah sunnah-sunnah dalam berkendaraan bukanlah pokok permasalahan yang besar. Masalah yang “WAH” dalam islam. Masalah ini hanya berlevel biasa saja, tidak ada yang luar biasa. Namun, sejatinya, itulah sesungguhnya kekurangan saya (atau mungkin kita) dalam memahami keberagamaan, islam khususnya. Kita lupa bahwa dalam beragama ada hal-hal kecil yang sejatinya memiliki “tempat” dalam kesempurnaan keberagamaan seseorang. Ketika kita tidak melihat ini sebagai penyempurna keberagamaan kita, maka pertanyaan yang tepat adalah, Sudahkah kita mengamalkan hal-hal besar dalam agama kita? Maksud pertanyaan saya diatas adalah, ketika kita berpikir suatu hal yang besar dalam agama, tak menjamin bahwa kita mengerti seluruhnya, atau melaksanakan suatu yang besar  itu dengan kaaffah (sempurna). Kita seringkali dibuat bingung dengan Fikih. Kita seringkali tertimpa keraguan ketika membahas tauhid, dan lain sebagainya. Namun, ketika ada hal-hal yang “kecil” yang belum tersentuh dalam keberagamaan kita- seperti halnya berdoa sebelum naik kendaraan- tak mau kah kita menjalankannya? masih tak maukah kita coba mendengarkan dan bahkan mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari? Atau sudah lupakah kita, bahwa hal-hal yang kita anggap kecil ini adalah sunnah atau kebiasaan yang Rosulullah Muhammad selalu melaksanakannya bahkan tak pernah meninggalkannya? Pertanyaan itu menggelitik saya, sepanjang kajian tadi. Benar halnya, bahwa tak selamanya yang kecil itu akan kecil dinilai oleh Tuhan. Yakinlah bahwa yang kecilpun yang bernilai ibadah akan selalu memiliki tempat di mata Tuhan kita, Allah. Apalagi jika dilakukan dengan istiqomah atau mudawwam, tak terputus. Oke, kembali ke Kajian tadi. Kajian tadi cukup menarik. Apalagi ketika Ustadnya meminta para jamaah ikut turut serta untuk menghafal doa naik kendaraan dengan sedikit gerakan tubuh agar lebih mudah menghafalnya. SEmua jamaah pun tak malu-malu untuk mengikutinya dan bahkan langsung hafal dan mengerti arti doa itu. Itulah menariknya kajian tadi. Bahwa selama ini kita sering lupa untuk melakukan sunnah-sunnah yang, menurut kita, sebagai hal-hal yang biasa saja, namun ternyata memiliki nilai yang dapat menyempurnakan ibadah dan keberagamaan kita. Kajian sederhana yang hanya menyanmpaikan Doa Naik Kendaraan yang diambil dari Surat Az-Zukhruf (43) Ayat 13-14 , yakni: سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلى رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ Artinya : Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan/menjinakkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya/mengendarainya dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ini saya kasih oleh-oleh kajian tadi siang., Sumber : http://faridwajdi.com/ketika-doa-naik-kendaraan-telah-dilupakan/#ixzz2MBwmewly

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun