Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Whariorioros

13 Maret 2023   20:41 Diperbarui: 13 Maret 2023   20:59 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu ia hanya jelatah, merangkak dari bawah, tanpa membawa bekal tanpa membawa pusaka. Polos bagai si bayi lahir dan menangis.

Kini ia adalah orang ternama, empatpuluh jabatan ada di pundaknya. Direktur utama, komisaris independen, tenaga ahli, penasihat kebijakan, sampai sebagai pemegang saham untuk seribu perusahaan.

Siang atau malam, terang maupun kelam, ia sibuk memeriksa pembukuan. Uang masuk uang keluar, berapa nominal bisa disimpan dan di kembangkan. Semua jenis kemewahan telah di genggam.

Semakin banyak di miliki,  semakin tnggi mimpi hendak di raih.

Semakin tinggi kemampuan mengumpulkan harta duniawi, semakin haus diri akan kemilau hasrat ragawi.

Sifat jujur tetiba menepi

Rasa malu telah mati bersama kebohongan tempo hari

Jangan tanya tentang nurani, ia telah menukarnya dengan kebahagiaan semu terbungkus ilusi.

Malam ini, di antara seruan adzan magrib dan jerit tangis tetangga menagih janji, ia menangis menyesali diri.

Bukan iba melihat kemiskinan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun