Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Pagi Ini, di Sebuah Rumah Sederhana Berdinding Kayu

13 Februari 2023   07:57 Diperbarui: 13 Februari 2023   08:10 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini, ketika embun belum lagi siap berwudhu. Suara-suara merdu menggetarkan rongga kalbu, melantunkan ayat-ayat Tuhan dengan syahdu, mengajak seisi alam untuk menyadari sesuatu. "Kita dicipta untuk menghamba, kepada Allah, Tuhan pencipta seluruh yang ada".

Dari sebuah rumah reot berdinding kayu, menyeruak kesadaran baru, betapa kenestapaan bukan halangan mereguk wahyu, ketiadaan harta benda bukan sandungan bagi jiwa mengagungkan sang pencipta dan pemilik kehidupan.

Di antara rumah-rumah megah, rumah dinding kayu lebih bercahaya. Di antara gedung-gedung tinggi menjulang, rumah reot lebih pantas disebut istana. Bukan karena banyak harta, bukan karena pemiliknya punya kuasa, tetapi karena mereka bersabar dan bersyukur atas segala yang ada.

Jika bahagia yang di damba, mengapa tidak segera pindah kerumah reot berdinding kayu.

#####

Baganbatu, februari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun