Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ibu

18 Oktober 2022   10:54 Diperbarui: 18 Oktober 2022   12:10 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto seorang ibu/sumber: pixabay.com

Ibu, apa yang engkau pinta dariku, anakmu. Agar aku tumbuh kembang dalam kebajikan, mengarungi hidup sebagai makhluk Allah yang tebar kemanfaatan.

Sesederhana itu pintamu

Ibu, Engkau usap keringat dengan lelah, engkau hapus air mata dengan tabah. Engkau buang jauh kata merana, engkau tutup rapat kata derita. Demi aku, anakmu.

Jika  tangisku adalah alram kecemasan, Engkau siaga dua puluh empat jam. Pagi buta bukan halangan, kantuk dan lelah bukan hambatan. Tangan cekatan penuh kehalusan, menyentuh buah hatimu dengan limpahan kasih sayang.

Dan ketika Tuhan menitipkan kunci syurga di bawah telapak kakimu, Engkau sambut dengan senyum lugu.

Memberi tak berharap pamrih

Menjaga buah hati seumpama nyawa sendiri tidak berarti

Ibu, aku anakmu. Maafkanlah segala salahku. Ampuni aku dari lalai menjaga hati dan perasaanmu.

Sungguh baktiku tak mampu menandingi pengorbananmu

Ibu.

#####

Baganbatu,oktober 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun