Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Aku

21 Agustus 2022   06:55 Diperbarui: 21 Agustus 2022   06:57 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika ku baca kembali puisiku era delapan puluhan, aku rasa diri ini bukanlah sosok akrab yang ku kenal , yang di lahirkan dari seorang ibu yang penyayang, yang di besarkan dari suapan halal penuh kehangatan.

Ketika ku telusuri bait puisi penuh dendam penuh emosi era sembilan puluhan, aku asing dengan diriku sendiri. Yang di pangku dan di gendong ayah yang dermawan,yang tak pernah menuntut sesuatu kecuali satu hal, "nak, jadilah manusia yang tumbuh kembang dalam adab dan kebajikan."

Ketika ku baca ulang puisiku yang ku tulis hari sabtu kemarin, semakin cemarlah otaku menyampaikan ingin. Menyatukan kata dan langkah, mengabadikan pesan dan peristiwa, aku limbung oleh hantaman tepuk tangan dari segala arah.

Aku semakin jauh dari diriku

Aku semakin asing dengan suara hatiku

Aku semakin terpenjara suara bising sanjungan dan pujian

Aku mempunyai jiwa ganda yang entah dari mana asalnya

Kebenaran yang ku tulis semakin lari dari keyakinan akan hakikat kesejatian

Keindahan yang ku tampilkan tak lebih hanya polesan menutupi kelemahan diri memaknai arti kehidupan

Aku yang hari ini menulis puisi lagi, sesungguhnya telah mati hati nurani

#####

Baganbatu, 21 agustus 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun