Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kehendak Hati Melintasi Dalamnya Pikir

19 Agustus 2022   06:55 Diperbarui: 19 Agustus 2022   13:45 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam temaram yang sesungguhnya, ketika cahaya hanya menyentuh permukaan makna, tak berbekas tak menembus urat kesadaran, tak membakar tak menghanguskan sisa kedunguan. Ini adalah zaman kegelapan peradaban pemikiran.

Bangunan tinggi menjulang, transportasi mewah memenuhi badan jalan, ijazah resmi menjadi standar pencapaian, simpanan di bank seakan karpet merah memiliki segala tujuan. Kita terjebak kedalam arus kuat kebendaan, tenggelam bersama titik nadir kemanusiaan.

Di sana, di sini, di segala arah di penuhi sisa pesta kepongahan.

Saat malam, hampir menjelang fajar, mata tak mampu terpejam di sandera keinginan.

Hanya segelintir orang mengaku mampu berpikir jernih, tapi mereka sibuk dengan kebaikan diri sendiri.

Ada yang menyeru kepada kebaikan, tapi terjebak kepada simbol dan atribut keagamaan.

Ada yang nyaring mencegah kemaksiatan, tapi diri luput menerjang dengan kemarahan.

Jika cahaya ini benar hilang, jika penerang jalan lurus kemudian padam, jika semua yang di anggap baik telah di salah artikan, yang terjadi adalah pembodohan.

Hati jadi mati, membusuk penuh ulat dengki.

Pikiran tak lagi jernih, residu benci lebih mendominasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun