Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kebencian

20 Juli 2022   06:00 Diperbarui: 20 Juli 2022   07:45 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kebencian memenuhi jalan pikiran, gelap segala pemandangan, terjal segala perjalanan. Kata-kata tajam menembus dada, pandangan penuh bara siap membakar. Segala yang ada adalah permusuhan, segala yang di perintah Tuhan segera terabaikan.

Jika kebencian telah menjadi latar belakang, jangan harap manusia menjadi khalifah kebaikan. Kemarahan lebih mengemuka sebelum kebajikan, kelembutan budi pekerti seperti barang mahal tak bertuan.

Kebencian telah menjadikan manusia serupa binatang, kebencian melahirkan pribadi garang yang tega menumpas kemanusiaan. Kebajikan, persaudaraan, penghormatan, rasa saling menyayang, hilang tak terbilang. 

Selama kebencian masih dijadikan tumpuan, hanya kepentingan setan yang berkumandang. Atribut-atribut kebajikan hanya polesan, kata-kata manis ternyata racun yang tersimpan. Kebencian mereduksi segala arti kemuliaan.

Hingga kini, Kebencian masih terasa di lorong-lorong pemahaman. menjadikan kita kerdil memaknai perbedaan.

Hingga suatu saat nanti, kebencian menjadikan kita makhluk yang merugi, mencampakan kedewasaan kelubang penyesalan, menitipkan raga dan jiwa kepada perilaku barbar. Akankah kita menunggu kiamat itu terjadi.

#####

Baganbatu, pertengahan juli 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun