Kau lahir dari rahim belukar kebencian, di asuh desas-desus penuh kecurigaan, tumbuh dan berkembang dikubangan picik permusuhan. Pakaianmu dari sutera kemunafikan, aroma wangi parfumu adalah kejahatan.
Kau tak bersenjata tak berpedang layaknya serdadu gerilya, tak bertameng seumpama pahlawan berlumuran darah. Tapi nafasmu penuh angkara, matamu tajam bak peluru baja.
Kau samakan kata hinaan dengan basa-basi, bersilat lidah di layar kaca, menggelapkan udara dengan ujaran kebencian, menabur bibit permusuhan ketika orang lain kebingungan.
Bagaimana kau bisa hidup di alam kedamaian, sedang aliran darahmu penuh racun kerusakan. Tidakkah lebih baik kau enyah ke alam neraka panas membara, tempatmu bertemu para durjana pemabuk dosa.
Jangan pernah datang lagi ke bumi pertiwi.
*****
Baganbatu, januariÂ
2022