Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Sepi, Senja, dan Yang Ada di Antara Kita

1 Agustus 2021   19:32 Diperbarui: 1 Agustus 2021   19:36 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permulaan sepi adalah senja dimabuk lupa. Kumbang menabuh kenanga, mawar menari hingga pucuk cemara menyangka, kita terlanjur memahatkan kata, berharap pendar pelangi adalah pelarian para puteri mencari kekasih.

Telah terkisah dalam relief gua anjasmara, perilaku kekasih sering mengorbankan nyawa demi setia. Rela membeku dalam palung samudera hindia, hingga para pujangga mengekalkanya dalam babat cinta tanpa mahkota.

Apa yang engkau pinta dari senja, pengharapan terakhir menunaikan sepi hingga malam menjelma. Kutukmu terucap dengan hati berbunga, sumpahmu mendinginkan lahar hingga gemuruhnya menyentuh altar.

Jangan engkau benci sepi. Jangan kutuk kesendirian hingga empat puluh hari. Perih, pedih, hanya sandiwara hati.

*****

Baganbatu, agustus 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun