Permulaan sepi adalah senja dimabuk lupa. Kumbang menabuh kenanga, mawar menari hingga pucuk cemara menyangka, kita terlanjur memahatkan kata, berharap pendar pelangi adalah pelarian para puteri mencari kekasih.
Telah terkisah dalam relief gua anjasmara, perilaku kekasih sering mengorbankan nyawa demi setia. Rela membeku dalam palung samudera hindia, hingga para pujangga mengekalkanya dalam babat cinta tanpa mahkota.
Apa yang engkau pinta dari senja, pengharapan terakhir menunaikan sepi hingga malam menjelma. Kutukmu terucap dengan hati berbunga, sumpahmu mendinginkan lahar hingga gemuruhnya menyentuh altar.
Jangan engkau benci sepi. Jangan kutuk kesendirian hingga empat puluh hari. Perih, pedih, hanya sandiwara hati.
*****
Baganbatu, agustusÂ
2021