Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cemburu

30 Juli 2021   18:30 Diperbarui: 30 Juli 2021   19:27 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Engkau malu bertemu dengan embun, meski airmata telah menjembatani penyesalan, meski tubuh ringkih telah menjadi pertanda penderitaan batin. Embun tetap embun, meski setetes namun penuh harum. Sedang engkau? Himpitan dosa dimasa silam, menjadikan segumpal hati tak lebih hanya permainan.

Engkau pasti cemburu, menyaksikan sepasang burung pelikan saling berangkulan. Setiap kali menyaksikan, seakan remuk sebentuk jiwa yang sesungguhnya rapuh penuh amuk.

Engkau hendak mengingkari.

Engkau berusaha menahan gunung pedih lebih mendidih.

Tapi seumpama debu, jiwa rapuhmu telah mengkristal membentuk dunia baru. Ambigu, peragu.

Maaf, aku hanpir tak mengenalimu lagi. Engkau dulu begitu tegar menantang badai, merasa takkan mati meski lusinan pedang menembus hati, kini engkau tumbang oleh cemburu tak bertangan tak berkaki.

*****

Baganbatu, akhir juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun