Di ruang sempit bernama sakit, di selimut merah bermotif gelisah, engkau bernafas dengan oksigen tersisa. Memiringkan tubuh mengosongkan gunda, mengalirkan airmata membilas asa. Sedetik terasa sangat lama, sekejap seperti telah abadi dalam sengsara.
Berteriaklah, menangislah, meraunglah dengan segala serpihan noda. Kuras habis kegoncangan batin, letak susun urat takut hingga sekecil mungkin.
Mengapa cemas bersemayam dilantai dasar, sedang tangan orang terkasih terulur dari balik ubin kamar. Biar cahaya-cahaya menyorot wajah, biar udara melewati lorong dada hingga mengangkut dosa.
Adinda, berdirimu ditopang keyakinan tentang masalah, bicaramu meluapkan racun putih hingga berdarah. Tetaplah menjadi adindaku.
*****
Baganbatu, juli 2021