Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Dia

6 Juli 2021   09:10 Diperbarui: 6 Juli 2021   19:05 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia hadir dari setangkai mimpi, kabut hayal menambah nyata naluri mencipta. Lesung pipit, alis lentik, hingga senyum entah terbuat dari apa, namun terasa indah, menawan sukma.

Dia menjadikanku lelaki setengah dungu. Gemetar tubuh bila bertemu, lidah keluh bila terpaksa harus menyapa rindu. Rindukah ini? Ternyata gelar akademisku tak banyak membantu. Akal sehat seperti lumpuh, hanya hati yang bergetar dan berpendar. Selebihnya, aku pasrah di pingpong ragu atau cemburu.

Dia benar-benar menjelma dalam setiap imajinasi hayal, setangkai kembang, setumpuk tugas lapangan, seporsi rendang menu makan siang. Hadirnya terus berulang, tak mau hilang, bahkan semakin menjadi ketika mata belajar terpejam. Sungguh aku lelaki malang di antara pesona tak terbilang.

Dia, menginspirasi puisi ini.

*****

Baganbatu, juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun