Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Perempuan Misterius Menantang Matahari

8 Juni 2021   19:05 Diperbarui: 8 Juni 2021   19:08 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdiri mematung menantang matahari, wajahnya kuyuh terendam debu putih, tangan mengepal seperti memecah bui, mulut komat-kamit mengucap mantra penguat hati.

Apa yang pergi, biarlah larut bersama samudera mimpi. Kekasih, kenangan, mimpi-mimpi, hanya jejak kepiluan tak hendak lagi.

Jangan tanya tentang rindu kepadanya, jangan ulang-ulang bayangan tangis yang dulu lagi. Perempuan itu meremas hayal hingga membakar sunyi. Biar punah tak bersisa aroma pedih, cukup sekali terjadi.

Hingga matahari hendak beranjak pulang, perempuan itu hanya menghirup napas sebentar. Jiwanya meliuk memenuhi lorong hayali, sukmanya tiada meronta tiada sedih mengggapai tangga maknawi.

"Mengapa sedih, haruskah patah hati. Kehilangan hanya sekelumit cerita di lahan kehidupan".

*****

Baganbatu, juni 2021

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun