Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Aku Meneleponmu Ketika Diam Mengunci Suara Hatiku

4 Juni 2021   08:17 Diperbarui: 4 Juni 2021   08:17 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata apa sebagai pembuka. Signal penuh menambah ruwet suasana. 

Apa kabarmu?

Bagaimana hatimu?

Diamkah engkau mendengar suaraku, atau aku tak mampu bersuara ketika nomor milikmu muncul di dinding mataku.

Jarak tawamu masih menggema. Tadi malam kita habiskan gelap dengan celoteh ringan. Sekejap pertengkaran berkobar, entah menara tranmisi mulai bosan, atau satelit cemburu melihat tawamu.

Kring.....kriiiiiing....

Melengking menembus dinding, berulang ketika kita saling diam. Pulsa terbuang percuma, kita diam. Tetap diam.

Jika berkepanjangan, ku jual saja telepon genggam. Menulis surat, mengirim lewat pesawat, atau kita ciptakan telepon diam. Hanya kriiiiing.....

*****

Baganbatu, juni 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun