Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Rindu Hampa Ketika Jumpa Berubah Makna

30 Mei 2021   09:17 Diperbarui: 30 Mei 2021   09:39 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengembara, ribuan purnama mengitari setengah dunia, berlari kencang menuruni lembah curam, terengah-engah mendaki gunung Himalaya. Rindu menambah berat derita, bayangan wajah sendu mengubah samudera laksana lautan bara. Ada rona wajahmu dimana-mana, ada tetes airmatamu menenggelamkan kecewa.

Setelah ku taklukan bianglala, setelah ku rayu para penjaga kaki cakrawala, menjadi abdi purnama agar bermurah hati memendekkan masa. Pertemuan engkau dan aku telah di depan mata, aroma melati wangi rambut hitamu telah merasuki rongga dada.  Rindu kan berubah jumpa, jiwa-jiwa ini kan menemukan telaga pembilas dahaga.

Namun apa daya. Ternyata tubuh-tubuh kita terlalu cepat menua, rambut memutih menandakan lamanya rindu mendera, gigi telah tanggal seiring bilangan hari menabur kecewa. Sungguh tak pernah ada dalam mantra asmara, tapi kini nyata menghadang bak benteng menjulang.

"Kang, ini cucu dan tiga cicitku!"

Memilikinya adalah dosa. Ada lelaki yang juga menua di sampingnya.

Ternyata Tuhan telah mempertemukan rindu dengan makna berbeda. 

*****

Baganbatu, mei 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun