Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Bersama Senja, Lenyap Iman di Dada

8 Mei 2021   17:21 Diperbarui: 8 Mei 2021   17:27 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di rembang senja, sekelebat bayangan melesat cepat. Meloncat tak beraturan, mendesis seumpama ular kegirangan. Matanya berbinar angan, tubuhnya tambun penuh kesukaan. Bibirnya pula meniup buhul-buhul dengan aneka kesenangan.

Seharian menggelepar menahan hasrat, sejak terbit fajar mendekam penuh dendam. Keinginan yang tak kesampaian, hasrat  terpenjara atas nama puasa. Melelahkan, menjemukan, membosankan. Begitu bibir dan lidahnya bergumam. "Ini penjara yang merajam".

Seketika. Bunyi bedug magrib merubah segalanya. Taring kembali tajam menghujam, tangan mencakar dan menggenggam segala yang di damba. Hilang entah kemana pertahanan jiwa, raib segera norma atas nama nafsu semata.

Hanya sebatas senja. Hanya seujung pekik pura-pura

Iman ternyata tergadai lapar dan dahaga, pengajaran menahan hasrat seharian lenyap tak berbekas. Hanya sebatas itu keimanan.

*****

Baganbatu, mei 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun