Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Pagi Itu Indah, Meski Embun Sombong Sekali

17 April 2021   05:33 Diperbarui: 17 April 2021   05:32 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepagi ini. Perempuan tua dengan jarit lusuh bermotif bunga sepatu, berjalan terbungkuk-bungkuk memuliakan sesuatu. Dua ikat daun pisang, sepuluh ikat kecil pakis hutan dalam buntalan.

Embun masih bergerombol. Memandang dan membicarakan keindahan bunga sedap malam, berbisik dan menggumam dalam temaram. Bahkan gelap. Lampu-lampu jalan tak menjangkau jalan pegunungan. Diselimuti hutan.

Langkah kaki itu telah ribuan kali melewati, tanah lumpur bercampur batu gunung letusan Semeru. Langkah yang di kenali, gemeretak ranting kering merindukan melayani. Menjadi abdi bagi kaki kurus sejak zaman revolusi. Melintasi, melewati, setiap pagi.

Perempuan tua tersenyum kepada semua. Pohon tinggi menjulang, semak ilalang yang sebagianya mulai hilang. Tetap tersenyum, meskipun kekasih hatinya di bedil tentara Dai Nippon. Itu sudah sangat lama. Tapi perempuan itu tak jua berubah.

******

Baganbatu, april 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun