Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Narkotika

21 Februari 2021   06:54 Diperbarui: 21 Februari 2021   07:02 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menangislah daku kepada serombongan lelaki. Berkulit bersih, berpakaian rapi, berbicara halus penuh intonasi. Menandakan berpendidikan tinggi. Menabur racun yang telah diyakini, menuang tuba di aliran pikiran suci. Berkali-kali. Tanpa rasa bersalah, tanpa rasa iba.

Menangislah daku kepada sekumpulan perempuan. Berdandan bak artis kekinian, bertingkah setengah viral. Cekikikan jelajah kegelapan, menari dan bernyanyi di selarik obat kemaksiatan. Penunda sekarat, pemantik gairah sesaat. 

Runtuhlah rayuan tobat. Yang pernah terjerat seperti terikat. Sekali mencicipi, kemudian ingin mengulangi, hingga badan kurus kering menyerupai lidi. Seperti ikan menemukan umpan, mengerti ada mata kail didalam, tapi hasrat tak lagi tertahan.

Seribu hari lagi, genangan gelap melingkupi. Tak ada ruang mengerti diri, tak cukup waktu menyudahi ini. 

Narkotika yang jahanam.

*****

Baganbatu, februari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun