Seringkin, perempuan muda berusia dua puluh lima. Berdandan menor diperempatan lampu merah. Baju setengah seksi menutupi bidikan angin malam, menebar senyum kepada kunang-kunang, tentu saja ke kumbang jalang.
Seringkin dua kali menjanda. Suami pertama tewas mencari ringgit di Malaysia, suami kedua meringkuk dipenjara Batu, Nusakambangan tepatnya.
Seringkin perempuan yang di tikam kejamnya zaman, mengasuh tiga anak sendirian. Menumpang hidup di kehinaan, menggantungkan nasip seumpama sampah brterbangan.
Pukul tiga dini hari, perut keroncongan seharian tak di isi. "Sekarang sulit menemukan lelaki hidung belang. Mungkin mereka telah bertobat sebelum kiamat datang".
Seringkin seminggu ini menghilang, perempatan lampu merah terasa kehilangan warna. Seringkin juga bertobat? Mungkin saja.
Malaria, maag, darah rendah liver. Ia tergolek digubuknya.
*****
Baganbatu, februari 2021