Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Seringkin

5 Februari 2021   06:58 Diperbarui: 5 Februari 2021   07:11 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seringkin, perempuan muda berusia dua puluh lima. Berdandan menor diperempatan lampu merah. Baju setengah seksi menutupi bidikan angin malam, menebar senyum kepada kunang-kunang, tentu saja ke kumbang jalang.

Seringkin dua kali menjanda. Suami pertama tewas mencari ringgit di Malaysia, suami kedua meringkuk dipenjara Batu, Nusakambangan tepatnya.

Seringkin perempuan yang di tikam kejamnya zaman, mengasuh tiga anak sendirian. Menumpang hidup di kehinaan, menggantungkan nasip seumpama sampah brterbangan.

Pukul tiga dini hari, perut keroncongan seharian tak di isi. "Sekarang sulit menemukan lelaki hidung belang. Mungkin mereka telah bertobat sebelum kiamat datang".

Seringkin seminggu ini menghilang, perempatan lampu merah terasa kehilangan warna. Seringkin juga bertobat? Mungkin saja.

Malaria, maag, darah rendah liver. Ia tergolek digubuknya.

*****

Baganbatu, februari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun